Menag Bakal Panggil Seluruh Pimpinan Pesantren Imbas Ambruknya Ponpes Al Khoziny
- VIVA/Syahdan Nurdin
Jakarta, VIVA – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya akan melakukan pendataan terhadap pondok pesantren (ponpes) yang ada di Indonesia. Selanjutnya, Nasaruddin akan memanggil pimpinan ponpes tersebut.
Hal itu dilakukan imbas insiden ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Ya kita mulai pendataan dulu, pendataan dulu. Baru sudah ada pendataan, baru kita panggil pimpinan-pimpinan pondok," kata Nasaruddin kepada wartawan di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Oktober 2025.
Nasaruddin menyebut dirinya akan turun langsung mengecek ponpes-ponpes di Indonesia, mulai dari Kalimantan lebih dulu.
"Saya mulai nanti sekarang sudah mau jalan, Kalimantan, ke Sulawesi, saya sendiri yang turun tangan insyaallah," tutur dia.
Lebih lanjut, Nasaruddin menegaskan agar para pimpinan ponpes memperhatikan standar layak bangunan.
"Iya secara komprehensif. Kita sudah hubungi pemerintah setempat untuk membantu kita, kan mereka juga mengeluarkan izin segala macam," pungkas Nasaruddin.
Sebelumnya diberitakan, Pembersihan puing reruntuhan gedung musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah selesai dilakukan pada Selasa, 7 Oktober 2025 dini hari.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa alat-alat berat sudah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Hingga Selasa pagi, kata dia, sudah tidak ada lagi aktivitas alat berat di lokasi kejadian.
Bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk pada Senin, (29/9)
- TikTok
"Potongan beton bangunan dan puing lainnya yang sebelumnya menumpuk lokasi kejadian, kini telah rata dengan tanah. Seluruh petugas pencarian dan pertolongan (Search and Rescue-SAR) pun telah memastikan tidak ada lagi korban jiwa yang ditemukan. Tandanya operasi SAR di bawah koordinasi Basarnas telah selesai dilakukan," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya.
Dari seluruh rangkaian operasi SAR yang telah dilakukan, didapatkan 61 jenazah dari balik puing reruntuhan, termasuk tujuh potongan bagian tubuh yang saat ini masih proses identifikasi oleh pihak Disaster Victim Identification (DVI).
“Alhamdulillah sekarang sudah rata dan diketemukan 61 korban jiwa,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan.
Adapun tujuh potongan tubuh sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah berasal dari dua korban yang menurut data posko darurat masih dalam pencarian. Jawaban itu akan segera diketahui setelah seluruh proses identifikasi selesai dilakukan.