Panitera Rohadi Ingin Lompat dari Lantai 9 Gedung KPK

Panitera Pengadian Negeri Jakarta Utara, Rohadi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VlVA.co.id - Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rohadi, disebut mengalami depresi selama berada dalam tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan dia disebut pernah berkeinginan untuk bunuh diri dengan cara melompat dari jendela ruang tahanan yang berada di lantai 9 gedung KPK.

Hasto Gugat Pasal 21 UU Tipikor, Begini Respons KPK

Pengacara yang khawatir dengan kondisi Rohadi itu meminta penetapan Majelis Hakim untuk permohonan perpindahan tempat penahanan.

"Mohon, Yang Mulia, agar terdakwa dipindah dari ruang tahanan yang berada di lantai atas gedung KPK," ujar pengacara Rohadi, Alamsyah Hanafiah, kepada Majelis Hakim di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, pada Senin, 5 September 2016.

Bukan Milik Ridwan Kamil, KPK Yakin Moge yang Disita Terkait Korupsi BJB

Menurut Alamsyah, kliennya mengalami depresi seusai tertangkap tangan oleh aparat KPK. Rohadi merasa khawatir keluarganya akan ikut terseret dalam kasusnya. "Dia merasa bersalah, dia dihantui bahwa keluarganya dikejar-kejar KPK," katanya.

Atas permintaan itu, Ketua Majelis Hakim, Sumpeno, mengaku akan mempertimbangkannya. "Harus kuat ya," katanya.

Kata KPK soal Nasib Harun Masiku Usai Hasto Divonis 3,5 Tahun Penjara

Bahkan, Alamsyah juga sempat turut menasihati Rohadi untuk tidak melakukan upaya bunuh diri. "Pak Rohadi, bunuh diri itu perbuatan yang keji," ujarnya.

Rohadi adalah Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang tertangkap KPK beberapa waktu lalu. Dia diduga menerima suap terkait pengurusan perkara pencabulan yang dilakukan Saipul Jamil.

Tidak hanya itu, KPK juga menetapkan Rohadi sebagai tersangka suap pengurusan perkara di Mahkamah Agung serta pencucian uang.

Ilustrasi lahan tambang.

Dana Pasca Tambang Rp168 M di Bintan Diduga Raib, Aktivis Minta Prabowo Turun Tangan

Aktivis desak Presiden Prabowo usut dugaan korupsi Rp168 miliar di Bintan. Nama Gubernur Kepri Ansar Ahmad disorot. Gerindra dan penegak hukum ikut disindir keras.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2025