Isu Penculikan Anak dan Mudahnya Menghakimi Orang

Ilustrasi/Penculikan
Sumber :
  • www.osce.org

Namun belakangan, klaim polisi soal informasi hoax itu tetap tak berpengaruh. Era jejaring sosial yang melimpah dan begitu mudah diakses publik, membuat informasi resmi itu tertutupi.

Miris, Anak 9 Tahun yang Diculik Pulang Sekolah Diduga juga Dicabuli

Publik tak mempercayai bahwa penculikan untuk organ tubuh itu, adalah palsu. Sebab di jejaring sosial begitu melimpah beberapa gambar, pesan hingga video yang menampilkan bahwa memang ada anak-anak yang sedang dikuliti, dibantai dan dipotong-potong.

Meski hingga kini, tak jelas dari mana gambar serta video itu beredar. Namun itulah yang kini diakses dan dipercaya publik.

Dikira Hendak Culik Anak SD, Seorang Wanita Dikerubuti Emak-emak di Priok

Ilustrasi/Pasien gangguan jiwa

Ilustrasi/Pengidap gangguan jiwa

Sarwendah Kasih Waktu 3x24 Jam Buat Netizen yang Disomasi Minta Maaf, Kalau Dilanggar...

Dibumbui lagi dengan pesan berantai yang semakin membuat takut. Alhasil, isu penculikan anak disertai mutilasi untuk penjualan organ tubuh dengan cepat meluas, masif dan memicu reaksi.

Di Sumenep Madura, reaksi ini muncul dengan aksi pemukulan dan penganiayaan terhadap tiga pengidap gangguan jiwa. Lantaran karena mempercayai bahwa ciri penculik anak itu adalah berpura-pura gila atau seperti pengemis, akhirnya para pengidap gangguan jiwa di daerah itu jadi korban.

Mereka dipukuli hingga hampir mati, tubuhnya penuh darah, diseret dan diantar ke kantor polisi dengan keadaan sudah nyaris mati.

Kasus serupa juga terjadi di Sumatera. Di Sumatera Selatan, dua perempuan pengidap gangguan jiwa, Kus dan Mul, juga menjadi korban kalapnya warga.

Cuma karena melihat mereka membawa karung dan berpakaian lusuh, aksi penganiayaan tak berprikemanusiaan pun bak menjadi legal. Massa ramai-ramai menyeret dan menggelandang dua perempuan yang belakangan terbukti tidak waras karena kencing di ruang penyidik polisi.

"Saat diperiksa jawabnya juga ngelantur dan sulit diinterogasi," kata Kapolres Empat Lawang Sumatera Selatan, AKBP Bayu Dewantoro, Jumat, 24 Maret 2017.

Berbuah kematian
Dan yang paling parah adalah, isu itu berbuah pada kematian. Ini menimpa Maman Budiman (53), seorang kakek yang hendak menjenguk cucunya di Desa Amawang Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat.

Lelaki malang ini pun meregang nyawa dengan tubuh remuk dan bersimbah darah. Buah tangan berupa petai, sate dan beras untuk cucunya, tak cukup dipercaya jika ia hendak berkunjung menemui cucunya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya