TNI: Meriam Meledak Malafungsi, Bukan karena Buatan China

Meriam jenis Giant Bow yang disebutkan mengalami gagal fungsi dalam gladi bersih Latihan PPRC di Tanjung Datuk Natuna Kepulauan Riau, Rabu (17/5/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/dok TNI AD

VIVA.co.id - Tentara Nasional Indonesia (TNI) tak menuding kualitas produk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menjadi sebab meriam Giant Bow malafungsi hingga membunuh empat prajurit dan melukai delapan lainnya di Natuna, Kepulauan Riau, pada Rabu, 17 Mei 2017.

Daftar 13 Korban Tewas Ledakan Amunisi Afkir di Garut

Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Alfret Denny Tuejeh, malafungsi senjata militer bisa terjadi pada produksi mana pun.

"Insiden di Natuna ini memang akan diinvestigasi, tetapi dalam rangka untuk mengetahui secara pasti penyebab kejadian ini. Bukan karena meriamnya produk China (Tiongkok). Produk negara mana pun kalau terjadi insiden serupa, kan, harus diinvestigasi," ujar Alfret melalui pesan tertulis kepada VIVA.co.id, pada Jumat, 19 Mei 2017.

Oknum TNI AD Diduga Aniaya Warga hingga Tewas di Sorong, Kodam Kasuari Buka Suara

TNI, kata Alfret, selalu mengkaji kelayakan setiap alat utama sistem persenjataan (alutsista). Ia memastikan TNI menyampaikan hasil investigasi kepada publik. Namun, ia menegaskan, investigasi sama sekali bukan untuk menyoroti kualitas alutsista asal Tiongkok.

Kualitas alutsista produk Tiongkok kerap disorot. Sebuah peluru kendali (rudal) jenis C705 produksi Tiongkok terlambat meluncur ketika digunakan dalam latihan gabungan militer XXIV/2016 pada September 2016. Peristiwa itu bahkan disaksikan Presiden Joko Widodo.

Sosok Kapten Rebecca Lobach, Pilot Black Hawk yang Tewas usai Tabrak American Airlines

Peristiwa termutakhir ialah sebuah meriam Giant Bow, produksi Tiongkok juga, malafungsi sehingga menembak liar tak terkendali lalu mengenai para prajurit latihan pendahuluan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI di Natuna, Kepulauan Riau, pada Rabu, 17 Mei 2017.

Meriam termasuk senjata andalan yang digunakan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI Angkatan Darat. TNI memiliki 18 unit meriam Giant Bow yang tersebar di Satuan Arhanud se-Indonesia. Sembilan di antaranya ditempatkan di Markas Batalion Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Kostrad di Serpong, Tangerang, Banten.

TNI bahkan menyebut meriam Giant Bow “memiliki kecepatan tembak yang spektakuler” dan “senjata yang sangat efektif untuk melawan sasaran udara yang terbang rendah”. Giant Bow salah satu senjata yang dikategorikan twin gun karena memiliki laras ganda. (Baca selengkapnya di FOKUS - Kala Meriam Asal Tiongkok Renggut Nyawa Prajurit TNI)

U.S. Army Photo by Staff Sgt. Carolina Sierra / Foto Angkatan Darat AS (Doc: Sersan Staff Carolina Sierrra)

Jenderal AS Bertemu KSAD Bahas Kerja Sama Tanggap Bencana di LANPAC 2025

Indonesia yang kerap dilanda bencana besar seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir, hingga kebakaran hutan, menjadi perhatian utama dalam dialog di Lanpac 2025

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2025