Keluarga Terduga Teroris Jaringan Filipina Minta Tak Ditekan

Kondisi kota Marawi, Kepulauan Mindanao, Filipina, beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Reuters/Erick de Castro

VIVA.co.id – Pihak keluarga  Al Ikhwan Yushel, terduga teroris jaringan Filipina, meminta kepada semua pihak agar tidak memojokkan dan memberikan tekanan kepada keluarga mereka.

Profil Aymen Hussein, Striker Haus Gol Irak Sengaja Gagal Penalti ke Gawang Timnas Indonesia

"Saya mohon kepada semua, keluarga jangan dipojokkan, kami tidak tahu apa-apa, kami sudah sangat tertekan. Mohon jangan dipojokkan keluarga saya," kata Yusri Malik, ayah Ikhwan, saat diwawancara di rumahnya, Jumat, 2 Juni 2017.

Sejak mengetahui kabar Ikhwan, asal Batunanggai, Kabupaten Agam, Sumatera Barat itu diduga terlibat jaringan teroris pada Rabu lalu, seluruh keluarga merasa sangat terpukul. Mereka sama sekali tidak menyangka, jika Ikhwan terlibat bahkan menjadi buron aparat Filipina bersama dengan enam warga negara Indonesia lainnya. 

BNPT Usulkan Repatriasi WNI yang Sempat Gabung ISIS dan Ditahan di Kamp-kamp Suriah

Ikhwan diduga telah bergabung dengan milisi Maute yang berafiliasi dengan ISIS dan berupaya menguasai kota Marawi, Filipina.

Yusri mengatakan, keluarga sama sekali tidak mengetahui jika putra ketiganya yang lahir pada 1 November 1991 silam, diduga terlibat jaringan teroris. 

Seorang Perwira dan 4 Tentara Irak Tewas Diserang ISIS

Sejak pergi dari rumah pada awal Februari 2017 lalu, Ikhwan berpamitan hendak merantau ke Bogor, Jawa Barat untuk mengadu nasib. Bahkan, kabar terakhir diketahui keluarga, Ikhwan sudah  bekerja sebagai penjual susu di sana.

Hal senada dikemukakan paman Ikhwan. Menurut dia, walau diduga terlibat dan dianggap salah, namun dalam hal ini pihak keluarga jangan ditekan. Dengan mengetahui kabar tersebut, keluarga sudah terpukul apalagi ditambah dengan beban lainnya.  "Ayahnya saja sampai hari ini belum makan nasi, jadi jangan di pojokkan," ujarnya.

Sebelumnya, informasi yang diterima Mabes Polri dari juru bicara militer Filipina, Brigjen Restituto Padilla, hingga saat ini masih ada enam WNI yang bergabung dengan milisi Maute dan sudah berafiliasi dengan ISIS. Mereka menjadi buronan dari aparat Filipina. 

Selain enam WNI tersebut, Mabes Polri juga menerima informasi jika satu WNI lain atas nama Muhammad Ilham Syahputra tewas dalam pertempuran yang terjadi di Marawi, beberapa waktu lalu.
 

Bendera ISIS.

AS Klaim Berhasil Tewaskan Pejabat Senior ISIS

Komando Pusat Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan serangan udara di Suriah yang menewaskan seorang pejabat senior dan fasilitator ISIS.

img_title
VIVA.co.id
21 Juni 2024