Prabowo-Jokowi Berpelukan, Fahri Hamzah: Mustahil Damai

Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah,
Sumber :
  • Lilis

VIVA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah menilai, aksi pelukan Presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto ada kerinduan yang diharapkan masyarakat. Kerinduan akan adanya kedamaian politik di Indonesia. 

Demokrat Cium Perang Jokowi-Prabowo Ingin Diturunkan ke Anies-Ganjar

"Ada semacam kerinduan ya melihat keributan ini diakhiri," ujar Fahri Hamzah di Kompleks DPR Jakarta, Kamis, 30 Agustus 2018. 

Namun, meskipun Jokowi dan Prabowo berpelukan dalam laga final pencak silat, tapi belum tentu pada saat pesta demokrasi pemilihan presiden bakal damai. 

Mardani-PKS Sebut Duet Jokowi-Prabowo Inkonstitusional

"Pak Prabowo dan Pak Jokowi berpelukan, ada yang mengatakan 'bisa enggak damai seperti ini terus?'. Itu mustahil," ujarnya. 

Fahri menjelaskan, sebagai masyarakat demokrasi jangan pernah bermimpi bahwa keributan akan berhenti. Karena demokrasi adalah pertandingan yang terus menerus, terutama menjelang pemilu. 

Sekum PP Muhammadiyah: Jabatan Presiden Cukup 2 Periode

Bahkan, tidak dalam pemilu pun ada pertimbangan yang namanya trias politica. Yaitu, yudikatif yang independen, eksekutif yang melakukan pembangunan, dan legislatif yang mengawasi. 

"Check and balances sistem itu artinya saling mengecek, artinya saling ngeributin. Kalau DPR diharap akan diem gitu, tidak mungkin. Sebab DPR diam itu adalah sumber masalah," tambahnya. 

Presiden Jokowi saat sematkan kenaikan pangkat istimewa ke Prabowo Subianto.

Dukung Jokowi Jadi Penasihat Prabowo, Ini Alasan Maruarar Sirait

Politikus Partai Gerindra, Maruarar Sirait atau Ara menilai positif jika Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi penasihat untuk Presiden terpilih periode 2024-2029.

img_title
VIVA.co.id
20 Mei 2024