PDIP Minta Klarifikasi Wabup Bojonegoro Usai Polisikan Bupatinya

Budi Irawanto (Kiri), dan Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno
Sumber :
  • VIVA/ Nur Faishal

VIVA – Wakil Bupati Bojonegoro Budi Irawanto alias Wawan, memenuhi panggilan DPD PDI Perjuangan Jawa Timur. Ia datang ke kantor DPD di Surabaya, Senin 27 September 2021. Pemanggilan ini terkait tindakannya melaporkan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, dengan tuduhan pencemaran nama baik. Persoalan itu kini langsung ditangani PDIP Jatim.

Rumah Koordinator Demo Lengserkan Bupati Pati Dibakar, Polisi Turun Tangan

Lebih dari dua jam Wawan bertemu dengan pimpinan DPD PDIP Jatim. Pertemuan berlangsung tertutup. Usai pertemuan, kepada wartawan dia menyampaikan bahwa segala hal terkait konflik yang terjadi antara dirinya dengan Bupati Anna diserahkan ke DPD. 

“Segala statement di handle DPD (PDIP Jatim),” katanya.

Prabowo: Bupati Baru Sebaiknya Ditatar di Kamp Tentara, Bukan Hotel Bintang Lima

Sementara itu Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno mengatakan, sampai saat ini Wawan adalah petugas dan kader PDIP. Karena itu apa yang terjadi di Bojonegoro dan berhubungan dengan Wawan, akan diselesaikan melalui mekanisme partai. 

“Kami sudah berkomitmen bahwa seluruh urusan Bojonegoro akan menjadi urusan kami DPD PDIP dan sebagai laporan kami akan laporkan ke DPP partai,” jelasnya.

Prabowo: Kalau Saya Brengsek, Bisa Diganti!

Politikus asal Malang itu ogah menjelaskan secara rinci hasil klarifikasi, dan pembicaraan DPD dengan Wawan. Hal yang pasti, Untari menuturkan bahwa persoalan Wawan di Bojonegoro akan didalami secara intens dan langkah-langkah selanjutnya akan diputuskan di rapat pleno DPD. 

“Kita rapat pleno kan, seminggu sekali, nanti ini juga pasti dibahas,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Wabup Wawan melaporkan Bupati Anna ke Polres Bojonegoro dengan tuduhan pencemaran nama baik. Laporan sudah dilayangkan pada 9 September 2021 lalu. Wawan mengaku sudah dimintai klarifikasi selaku terlapor oleh penyelidik kepolisian. 

“Hari ini ada saksi-saksi (dipanggil untuk dimintai keterangan),” ujarnya.

Laporan bermula dari percakapan di grup WhatsApp terkait penanganan COVID-19. Perbedaan pandangan antara dua pimpinan itu soal COVID-19 bahkan berlangsung sejak Juli 2021 lalu dan itu ditunjukkan di grup WA. 

“Di grup WA itu ada para jurnalis dan Forkopimda, ada juga Kapolres, Kajari,” kata Wawan dihubungi VIVA.

Tidak hanya di satu grup WhatsApp, tapi juga digrup lain yang di dalamnya ada para kepala dinas setempat. Wawan mengakui bahwa dirinya berbeda pandangan dengan Bupati Anna soal penanganan COVID-19. Di antaranya dia mengkritik soal data kematian COVID-19 yang dia nilai tidak sama dengan kenyataan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya