Gatot Sebut Diorama G30S PKI Hilang, Anak Jenderal A Yani Merespons

Diorama penyiksaan Mayjen S Parman di Lubang Buaya dibersihkan. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • Antara/ Saptono

VIVA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan ada indikasi penyusupan paham komunis ke dalam TNI. Dugaan ini disuarakan Gatot lantaran raibnya diorama tokoh penumpasan Gerakan 30 September PKI (G30S PKI) di Museum Dharma Bhakti Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Jakarta.

1.549 Prajurit Divif 2 Kostrad Naik Pangkat, Brigjen Indra Heri Ingatkan soal Tanggung Jawab

Terkait itu, putra jenderal pahlawan revolusi Ahmad Yani, Untung Mufreni Ahmad Yani ikut menanggapi. Ia mengatakan sebelumnya tidak mengetahui dan tidak pernah melihat soal diorama di Kostrad.

"Kalau diorama di Kostrad itu terus terang kami tidak pernah kami lihat. Ada patung bapak kecil pun di situ, kami tidak tahu," kata Untung dalam Kabar Petang tvOne yang dikutip pada Selasa, 28 September 2021.

Pemerintah Imbau Masyarakat Pasang Bendera Setengah Tiang Hari Ini

Dia mengetahui hilangnya diorama itu dari pernyataan Gatot. Dari ucapan Gatot disebut diorama Mayjen Soeharto, Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie, dan Jenderal Nasution hilang.

"Itu katanya yang dihilangkan atau diturunkan atau dipindahkan gitu. Tapi, kami sendiri tidak pernah tahu kalau ada museum di situ," tutur Untung.

Mengapa G30S PKI Bisa Terjadi? Begini Penjelasan Sejarahnya

Untung berharap diorama itu tak dihilangkan karena merupakan bagian dari sejarah dalam penumpasan G30S PKI.

"Diorama di situ yang kelihatan kan Pak Soeharto, Jenderal Nasution, dan Kolonel Sarwo Edhie, itu sejarah," tuturnya.

Bagi dia, pencapaian itu sebagai prestasi dari Kostrad. Menurutnya, usai peristiwa penculikan 6 perwira TNI AD itu keadaan di Tanah Air terutama Ibu Kota Jakarta kacau.

"Kacau karena ada 6 perwira tinggi TNI AD pada malam 30 September, 1 Oktober yang diculik, dibunuh. Kemudian, bapak-bapak ini lah kemudian mereka berkumpul di Kostrad untuk menyelesaikan urusan yang ruwet. Kita tidak tahu mana yang kawan, mana yang lawan," jelas Untung.

Kemudian, menurutnya usai peristiwa G30S PKI, ada instruksi penangkapan semua anggota PKI di berbagai daerah terutama di Jawa.

"Nah, itu yang jalan adalah Kolonel Sarwo Edhie yang di lapangan, pak Harto adalah di Jakarta. Begitu," tutur Untung.

Sebelumnya, Gatot menyebut indikasi penyusupan PKI ke tubuh TNI karena dugaan hilangnya diorama tokoh penupasan G30S PKI di museum Dharma Bhakti Kostrad di kawasan Gambir Jakarta Pusat. Eks Kepala Staf TNI AD itu pun menyertakan video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S/PKI di museum tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya