Disuruh Belajar Matematika, Demokrat Lawan Data Adian Soal Harga BBM
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Keempat, Hendri merasa bingung, sebab Adian mengaitkan pembangunan jalan tol sebagai indikator kesuksesan seorang Jokowi. “Bukankah mestinya ini jadi indikator kesuksesan Dirut BUMN Jasa Marga? Indikator kesuksesan Presidennya mestinya beyond itu dong. Bukankah maksud pembangunan jalan tol ini demi tujuan ekonomi, agar biaya logistik murah?” kata Hendri.
Faktanya, sambung Hendri, hingga hari ini biaya logistik Indonesia masih yang termahal di ASEAN. Hendri juga menyinggung soal alasan pengangkutan logistik via darat yang sangat mahal.
“Mestinya, jika yang dikembangkan adalah tol laut, satu janji Jokowi yang juga belum jelas realisasinya. Namun, menurut Faisal Basri, hari ini hanya sekitar 10 % saja logistik di Indonesia yang diangkut lewat laut,” ujarnya.
Dari penjelasan tersebut, tekan Hendri, maka era Jokowi sesungguhnya merupakan era tergerusnya keberpihakan pemerintah kepada rakyat kecil.
“Tragis memang. Pasalnya, Jokowi dicitrakan sebagai petugas partai dari PDIP, yang selama ini mengklaim sebagai partai wong cilik. Bahkan PDIP sempat mengorganisasi unjuk rasa, menangis bombay, serta menolak BLT dan BSLM ketika harga BBM dinaikan tipis-tipis pada era SBY,” kata Hendri.
Hendri menyarankan agar Adian bisa lebih telisik membaca data dan catatan sejarah. Sehingga tidak terjebak menjadi pendukung pemerintah yang membabi buta.
