Hasto Sebut Pemilu 2024 Hasil Bansos Effect, Gerindra: Narasinya Seperti Nyinyiran Nenek-nenek

TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, merespons pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, yang menyebut tidak ada Jokowi effect pada hasil Pemilu 2024. Kata Hasto, yang ada hanyalah bansos effect hingga intimidasi effect.

Mengenai hal itu, Habiburokhman menilai pernyataan itu dilontarkan Hasto karena belum move on dengan hasil pemilu yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum atau KPU pada 20 Maret 2024.

"Saya nggak ngerti ya, Pak Hasto mungkin ini salah satu dari segelintir elite yang belum move on, ada persoalan apa di hati sanubari beliau," kata Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Maret 2024. 

Anggota Badan Bantuan Hukum dan Advokasi (BBHA) PDIP Erna Ratnaningsih (Kiri), Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto (Tengah).

Photo :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Pada hasil akhir rekapitulasi KPU 20 Maret 2024, hasil Pilpres 2024 pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka meraih suara tertinggi dan memenangkan pilpres. Mengalahkan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Sedangkan suara terbanyak pemilu legislatif dimenangkan PDIP. Disusul Partai Golkar dan urutan ketiga ada Gerindra.

Menurut Habiburokhman, pernyataan itu dilontarkan Hasto tanpa bukti dan argumentasi yang kuat. Dia bahkan menilai pernyataan Hasto seperti nyinyiran nenek-nenek.

"Narasi yang Pak Hasto sampaikan adalah narasi tanpa bukti, narasi tanpa argumentasi yang kuat, seperti nyinyiran nenek-nenek," ucapnya.

"Tapi ya nggak apa-apa lah, nenek-nenek kan kita hormati, apapun itu kita hormati, Pak Hasto, nenek-nenek kita hormati," tandas Habiburokhman.

Megawati Instruksikan Kepala Daerah PDIP Boikot Retreat, Jokowi Beri Respon Menohok

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, mengatakan partainya dapat menjadi pemenang pemilu tiga kali berturut-turut (2014, 2019 dan 2024) bukan karena Jokowi effect melainkan karena memang menyatu dengan rakyat.

"PDIP kan dibangun sebagai kekuatan kolektif yang menyatu dengan rakyat. Maka meskipun terjadi pergeseran pemilu mengarah kepada aspek-aspek elektoral personifikasi itu menjadi dominan dan praktik-praktik politik yang liberal menghalalkan segala cara, serta mengedepankan kekuasaan yang di belakangnya itu ada kekuatan hukum dan ada kekuatan sumber daya negara," ujar Hasto kepada wartawan di kantor pusat PDIP, Jakarta, dikutip pada Selasa, 26 Maret 2024.

Wartawan Salah Target, Pria Ini Dikira Politisi PDIP Masinton Pasaribu karena Wajahnya Mirip

Ia menyebut PDIP melalui banyak kelembagaan partai yang menunjukkan pertahanan yang kuat. Ia membantah pandangan soal Jokowi effect yang membuat PDIP menang tiga kali berturut-turut.

"Jadi, yang ada bukan Jokowi effect, tetapi adalah bansos effect, penggunaan aparatur negara effect, intimidasi effect itu yang terjadi. Buktinya PSI kan juga tidak lolos pemilu meskipun dari sumber-sumber terpercaya itu sudah dilakukan berbagai upaya untuk menggolkan itu," jelasnya.

Strategi Ketua KPK untuk Hadapi Praperadilan Hasto yang Diajukan Lagi ke PN Jaksel
Momen Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) jelang buka puasa bersama di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Maret 2025 (sumber foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Prabowo Ajak Jokowi Bukber di Istana, Ini Catatan Pertemuan Empat Mata Keduanya

Presiden Prabowo Subianto, kembali bertemu dengan Presiden RI ke-7 Joko Widodo. Keduanya buka puasa bersama di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 26 Maret 2025.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2025