Di Hadapan 38 Ketua DPD Demokrat, SBY Cerita Dicopot Gus Dur Sampai Dirikan Demokrat

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan arahan ke 38 Ketua DPD Partai Demokrat (sumber: tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, mengenang saat dirinya dicopot dari jabatan menteri oleh Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Saat itu, SBY menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial dan Keamanan, Menkopolsoskam. 

Dukung LavAni, SBY Tonton Langsung Grand Final Proliga 2025

Kenangan itu diuraikan SBY saat memberikan arahan di depan 38 Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu, 23 Februari 2025.

"Pada saat saya berada di luar pemerintahan, pertengahan tahun 2001 saya dibebaskan dari posisi saya sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Sosial dan Keamanan," kata Presiden RI ke-6 (2004-2009 dan 2009-2014) itu.

Tasyakuran Harlah IKA PMII, Fathan Subchi Teringat Prediksi Gus Dur soal Isu Ketahanan Pangan Terbukti

SBY mengaku ikhlas menerima keputusan tersebut. Dia menilai, Gus Dur saat itu memiliki pertimbangan tertentu sebelum mencopot dirinya dari jabatan sebagai menko.

"Pembebasan itu saya terima dengan ikhlas, pasti Presiden Gus Dur memiliki pertimbangan tertentu yang baik untuk membebaskan saya dari posisi saya sebagai Menko Polsoskam atau kemudian menjadi Menko Polkam," ujarnya.

Demokrat Adukan Ketua Pengadilan Tinggi Sulut ke MA Gara-gara Ini

"Tetap menghormati beliau sampai akhir hayat beliau," sambung SBY.

Setelah tak lagi menjabat di pemerintahan, SBY bercerita diajak mendiang Ventje Rumangkang untuk mendirikan partai politik yang kini bernama Partai Demokrat. 

“Yang intinya (Ventje mengatakan) ‘Bapak, mengapa kita tidak mendirikan partai politik, karena kemarin Pak SBY kalah dalam pemilihan wakil presiden yang dipilih oleh MPR RI, saya kalah, saya pernah kalah dan kalah itu indah,” ucap SBY.

“Saya masih belum tergerak, tetapi Ventje Rumangkang (mengatakan) ‘tolong Bapak pertimbangkan Pak, ini kan sarana perjuangan dalam demokrasi kan mesti ada partai politik,” sambung dia.

Namun, saat itu SBY masih belum tergerak sampai akhirnya berkonsultasi dengan almarhumah sang istri, Ani Yudhoyono. Saat itu, Ani meminta SBY untuk berpikir secara matang terkait keputusan mendirikan partai. 

"Akhirnya bismillah saya setuju dan sejak saat itu, kami hanya bertiga, kadang-kadang berdua, saya dengan Ibu Ani, mulai memikirkan partai ini. Di meja sebelah, itu lah diskusi kami, setelah saya pertimbangkan, partai kita nanti akan kita namakan Partai Demokrat," pungkas SBY.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya