PKB: Pesantren Tak Boleh hanya Jadi Penonton tapi Harus Memimpin Perubahan
- Tangkapan layar YouTube DPP PKB
Jakarta, VIVA - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin membuka ajang International Conference on the Transformation of Pesantren (ICTP) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa malam, 24 Juni 2025. Ada beberapa pesan yang disampaikan Cak Imin.
Menurut dia, penting pesantren bisa beradaptasi dengan perubahan teknologi dan sosial yang terjadi secara dramatis dalam satu dekade terakhir.
“Pesantren tidak boleh hanya menjadi penonton, tetapi harus memimpin perubahan,” kata Cak Imin, dalam keterangannya, dikutip pada Rabu, 25 Juni 2025.
Cak Imin mengatakan algoritma media sosial saat ini memengaruhi perilaku masyarakat, termasuk dalam aspek keagamaan. Dengan demikian, pesantren harus siap menghadapi tantangan tersebut.
Lebih lanjut, dia menuturkan meski pesantren memiliki ketahanan dan kemandirian, banyak yang belum memiliki daya saing kuat dalam mencetak generasi unggul.
"Kesimpulannya pesantren itu mandiri iya. Pesantren itu memiliki daya tahan iya. Tetapi, harus diakui pesantren tidak memiliki daya kompetisi yang unggul," ujar Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat itu.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
- Tangkapan layar YouTube DPP PKB
Kemudian, dia juga menyoroti belum adanya evaluasi menyeluruh terhadap program modernisasi pesantren yang pernah dijalankan. Hal itu termasuk integrasi dengan sistem pendidikan unggulan dan kompetisi berbasis nilai.
Cak Imin menambahkan ada kekhawatiran terhadap sejumlah masalah yang mencoreng citra pesantren. Masalah itu antara lain seperti kekerasan seksual, perundungan antar-santri, hingga intoleransi.
Dia berharap agar konferensi mampu memetakan potensi pesantren di bidang industri dan keilmuan. Dijelaskan Cak Imin, PKB juga siap jadi fasilitator antara pemerintah, pesantren, dan dunia industri baik nasional maupun global.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung keberadaan 39 ribu pesantren di Tanah Air. Bagi dia, puluhan ribu pesantren itu perlu diklasifikasikan secara lebih akurat termasuk untuk mengantisipasi keberadaan pesantren palsu yang mencoreng nama baik dunia pesantren.
“Kita harus jujur, dari jumlah itu berapa yang mandiri, berapa yang benar-benar memberikan manfaat bagi umat, bangsa, dan negara,” ujarnya.
Di momen acara yang mengangkat tema 'Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian' dihadiri juga oleh Ketua Dewan Syura DPP PKB KH Maruf Amin, Menteri Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar serta mantan Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj.