SBY Tak Terlalu Terkejut Inggris Mau 'Cerai' dari Uni Eropa

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sumber :
  • REUTERS/Bazuki Muhammad

VIVA.co.id - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut berkomentar soal keluarnya Inggris dari Uni Eropa melalui referendum pekan lalu, atau yang dikenal dengan istilah Brexit. Tanggapan SBY itu diunggah ke akunnya di Facebook, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sebuah video wawancara.

"Tidak terlalu terkejut sebetulnya," kata SBY dalam video yang dikutip VIVA.co.id, Senin 27 Juni 2016.

Meski demikian, ketika tahun lalu mulai disuarakan keinginan sebagian rakyat Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, lalu menimbulkan pro kontra, SBY tetap tidak membayangkan itu menjadi kenyataan.

"Secara resmi Inggris keluar dari Uni Eropa, itu peristiwa besar di Inggris. Bisa mengubah Eropa, dan bagaimana ke depan Inggris tidak bersama-sama Uni Eropa," kata tokoh yang juga Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.

Mengenai mengapa Inggris keluar dari Uni Eropa, SBY mengatakan bahwa persoalan itu yang paling tahu adalah rakyat Inggris. Namun, setidaknya, ia berpendapat karena faktor untung rugi yakni menyangkut ekonomi, politik, dan keamanan.

Selain itu juga setidaknya ada dua hal yang dia lihat yaitu sejumlah negara merasa kurang nyaman dengan cara Brussel, pusat dari Uni Eropa mengelola banyak masalah internal atau terhadap capaian dari Uni Eropa.

"Saya pernah bicara dengan seorang Presiden yang ada di dalam Uni Eropa, tidak perlu saya sebut namanya, beliau berkunjung ke Indonesia, ini tidak benar. Banyak kritik beliau terhadap Uni Eropa," kata SBY.

SBY mencotohkan. Yunani, ketika krisis mengalami ketegangan yang serius dengan pemerintah Eropa. Lalu, Hongaria dalam urusan imigrasi tidak klop betul, ada ketidakpuasan terhadap pemerintah pusatnya.

Gibran Sebut "Presidential Club" untuk Wadahi Masukan dari Sesepuh dan Mantan Pemimpin

"Ternyata (masalah-masalah itu) ada dalam kalangan masyarakat Inggris," ujar SBY.

Selanjutnya, menurut SBY, yang menjadi penentu mengapa akhirnya jumlah rakyat yang meninggalkan lebih besar, yaitu soal kedaulatan. Mereka ingin agar masalah itu tidak terlalu diatur.

Prabowo Punya Ide Bentuk "Presidential Club" sejak 2014, Kata Petinggi Gerindra

"Inggris negara besar, sejarahnya luar biasa di masa silam. Ada semangat itu yang muncul di kalangan masyarakat Inggris. Isu mengatur kedaulatan, ekonomi, keamanan. Maka dugaan saya itulah yang membuat menang yang ingin keluar dari Uni Eropa," tutur SBY.

Apakah pilihan itu benar? SBY menyatakan bahwa sejarahlah yang akan membuktikan.

"Presidential Club" yang Digagas Prabowo Jembatani Presiden Terdahulu, Menurut Pengamat

"Keputusuan besar Inggris hari ini apakah memberi manfaat atau sebaliknya," demikian pandangan SBY.

(ren)

Wakil Ketua MPR RI dan Politisi Partai Demokrat, Syarief Hasan (kiri).

Wakil Ketua MPR RI Bilang Belum Ada Evaluasi Pilpres Langsung, Baru Evaluasi Pileg dan Pilkada

Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan, menyebut pembahasan perubahan sistem pilpres, belum akan dilakukan. Tetapi baru sebatas untuk pileg tertutup atau terbuka, dan pilkada.

img_title
VIVA.co.id
7 Juni 2024