Atasi Ancaman ISIS di Filipina, ASEAN Harus Respons Cepat

Evita Nursanty (kiri), anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Negara ASEAN harus segera fokus menghadapi teror kelompok pendukung ISIS di Marawi, Filipina Selatan. Menghadapi teror ini, Pemerintah Filipina tak bisa dibiarkan menghadapi sendiri.

AS Klaim Tangkap Komandan ISIS saat Operasi Militer di Irak-Suriah

Anggota Komisi I DPR Evita Nursanty mengatakan, semua kekuatan militer dan intelijen di regional ASEAN harus membantu menyelesaikan krisis di Filipina. Salah satu yang bisa dimainkan negara ASEAN adalah kesepakatan politik regional dengan menempatkan pasukan gabungan militer ASEAN di Filipina.

“Perlu segera kesepakatan politik regional untuk menempatkan pasukan gabungan militer AEAN di Filipina Selatan untuk mengeliminir kekuatan ISIS. Jangan biarkan Filipina sendirian,” kata Evita dalam keterangannya kepada wartawan, Senin, 12 Juni 2017.

Pemuda 18 Tahun di Gowa Ditangkap Densus 88 Aktif Sebarkan Ideologi ISIS dan Ajak Ngebom Tempat Ibadah

Dia menekankan, jika Filipina gagal dalam menghadapi ISIS maka ASEAN akan bagian dari teritorial operasinya dengan mendirikan negara bayangan Asia Tenggara. Menurutnya, akan menjadi sia-sia ASEAN jika menghadapi kriris ISIS di Filipina tak bisa dihentikan. Pengalaman di Timur Tengah terhadap menjalarnya teror ISIS harus dijadikan pelajaran untuk ASEAN.

“Percuma ada ASEAN kalau krisis akibat ISIS di Filipina tidak bisa dihentikan. ISIS bisa berkembang di di Timur Tengah karena negara-negara di sana tidak kompak dan membiarkan berkembang," tuturnya.

Aktif Sebarkan Propaganda Ekstremis, Remaja 18 Tahun Ditangkap Densus 88 Terkait Kelompok Teroris ISIS

Kemudian, ia menyebut jika Presiden Jokowi bisa mengambil peran dalam persoalan ini. Misalnya dengan menggelar pertemuan ASEAN untuk membahas penempatan militer gabungan tersebut. Sebagai negara besar di ASEAN dan tetangga Filipina, Indonesia bisa mengambil peran.

“Presiden perlu segera mengirim komisaris politik dan militer menangani krisis di Filipina yang potensial menjadi krisis ASEAN. Tugas dua komisaris ini adalah untuk mendorong penempatan  pasukan gabungan di Filipina Selatan,” ujar politisi PDIP itu.

Anggota militan ISIS di Suriah.

Anggota teroris ISIS di Suriah.

Menurutnya, beberapa negara ASEAN seperti Vietnam dan Timor Leste memiliki pengalaman dalam perang gerilya. Hal ini akan bermanfaat untukn berperang menghadapi ISIS di Filipina Selatan.

“Didukung dengan peralatan militer, teknologi dan logistik yang kuat dari negara-negara lainnya di ASEAN, kita optimis krisis di Filipina Selatan bisa diselesaikan segera,” tuturnya.

Uji Militer

Menurut Evita, sekarang saat yang tepat untuk menguji kemampuan militer dan intelejen negara-negara ASEAN yang sering melakukan latihan militer bersama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya