Menteri Teten Dorong UMKM Cepat Manfaatkan Pasar Digital

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki
Sumber :
  • VIVA/Dinia Adrianjara

VIVA – Implementasi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memanfaatkan pasar digital dinilai masih minim saat pandemi COVID-19. Padahal, dengan pasar digital, UMKM bisa bertahan sekaligus mendorong pemulihan perekonomian.

Apple Kena Ketapel

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menjelaskan hasil survei kementerian menunjukkan bahwa omzet para pelaku UMKM yang menggunakan matketplace naik selama Pandemi. Namun, UMKM yang beralih ke pola digital baru 13 persen. Idealnya, Teten berharap para pelaku UMKM bergerak cepat atau Gercep beralih ke pola digital.

"Pandemi Covid-19 jadi momentum transformasi UMKM ke ekosistem digital,” ujar Teten di sela-sela seminar di Bandung Jawa Barat, Jumat 2 Oktober 2020.

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Lewat Pasar Digital UMKM

Baca juga: RUU Cipta Kerja Diklaim Bisa Ciptakan 3 Juta Lapangan Pekerjaan

Katadata Insight Center mencatat 82,9 persen UMKM terdampak pandemi COVID-19 yang dapat dilihat dari drastisnya penurunan penjualan. Pandemi COVID-19 memang memperburuk keadaan UMKM di Indonesia. Padahal UMKM memiliki peran strategis menopang perekonomian nasional.

Ekonomi UMKM Pasca Pandemi Covid-19

Akibat situasi tersebut dianggap perlu ada kemudahan bagi para pelaku UMKM dalam memanfaatkan potensi keuntungan di masa pandemi. Peluang tersebut, direspons oleh Universitas Padjadjaran agar bisa berkontribusi untuk memudahkan para pedagang.

Hal tersebut diwujudkan melalui pusat inkubator bisnis Unpad yang dinamakan Oorange. Saat ini, Oorange aktif menaungi sejumlah start-up milik mahasiswa maupun peneliti dan dosen untuk terus berkembang.

Ketua Oorange Unpad, Diana Sari mengatakan, lembaga ini memiliki peran untuk memfasilitasi tumbuhnya inovasi bidang kewirausahaan di lingkungan Unpad. Keuntungan yang didapat sebuah start-up ketika bergabung di Oorange di antaranya adalah memiliki akses terhadap lebih dari 30 ribu mahasiswa aktif dalam 16 fakultas saintek dan humaniora, 1.800 dosen dan peneliti hingga 97 laboratorium berskala internasional.

“Juga internasional. Salah satunya dengan inkubator bisnis mahasiswa di universitas-universitas di Swedia," terangnya.

Adapun bisnis yang ditangani Oorange adalah start-up yang telah lolos menjadi Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan didanai oleh program Kementrian Riset dan Teknologi. Saat masa pandemi ini, Oorange juga bekerja sama dengan Satgas Covid-19 Unpad secara khusus meluncurkan program “Buy Unpad’s”.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya