Alpukat Pameling: Dulu Tak Dilirik Kini Jadi Primadona

Budidaya Alpukat Pameling di Desa Wonorejo, Lawang, Kabupaten Malang.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya (Malang)

VIVA – Petani di Malang sedang gencar menanam bibit alpukat pameling. Buah alpukat jenis ini cukup istimewa, ukurannya cukup besar antara 600 gram hingga 2 kilogram. Bentuknya lonjong memiliki buah atau daging tebal, berwarna kuning mentega dengan biji yang kecil. Lalu produktivitas pohonnya cukup banyak, satu pohon bisa menghasilkan hingga 400 kilogram buah. 

Regenerasi Petani, Kementan Tunjuk 55 Orang Jadi Duta Muda Pertanian 2024

PT Pameling Raja Nusantara (Paranusa) di desa Wonorejo, Lawang, Kabupaten Malang menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang membudidayakan bibit alpukat pameling. Mereka menggandeng kelompok tani dalam pengembanganya. Alpukat pameling yang dulu tidak dilirik oleh petani kini menjadi primadona karena harganya cukup tinggi minat pasar juga besar.

"Ini baru booming-nya satu tahun ini. Sebenarnya kalau budidayanya kita sudah sejak 2016. Tetapi 2020 mulai bergerak lagi. Ini sudah hampir 8.000 bibit. Kita targetnya 1 juta bibit untuk usianya pohon alpukat pameling bisa mencapai 70 tahun hingga ratusan," kata ketua Gapoktan Karya Makmur, Dadang Pramudya, Minggu, 5 September 2021.

Incar Dana Segar Rp 75 Miliar, Produsen Spesialis Produk Kacang Ini Siap Melantai di BEI

Baca juga: Momen Jokowi Video Call Atlet Peraih Emas Paralimpiade Tokyo

Satu pohon alpukat pameling bisa menghasilkan 200 hingga 400 kilogram dalam sekali panen. Alpukat pameling tidak mengenal musim, pohon ini bisa panen 3 kali dalam setahun. Harga jualnya Rp30 ribu per kilogram, jika dirata-rata hasil panen untuk satu pohon bisa mencapai Rp6 juta. 

Pensiun Jadi Pemain Bola, David Beckham Sibuk Panen Daun Bawang

"Dulu petani menjual hanya sekadarnya. Hanya ala kadarnya. Sekarang lebih dari itu, bisa ekspor dan diolah. Dulu kami khawatir mau dijual kemana. Sekarang antusias karena sekarang sekilo bisa Rp30 ribu lebih. Sekarang berbondong-bondong menanam alpukat karena 10 ton sekali panen," ujar Dadang. 

Alpukat Pameling

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya (Malang)

Mendengar kabar itu, Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso datang melihat langsung kebun alpukat pameling milik PT Paranusa. Apalagi budidaya alpukat pameling di Malang satu-satunya di Indonesia. Mereka akan membantu pemasaran ke seluruh dunia, dengan menjadikan PT Paranusa sebagai role model di Indonesia.

"Ini menjadi salah satu ekosistem produk pertanian alpukat dan akan kita kembangkan processing-nya. Selain dijual sebagai alpukat untuk dimakan tetapi juga bisa dibuat produk lainnya yang bisa menyerap tenaga kerja.  Nanti akan dihubungkan dengan ekosistem ekspor ini akan dikembangkan ke seluruh Indonesia," tutur Wimboh. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya