Dituding Bantu Rusia Serang Ukraina, CEO Yandex Mundur

Arsip foto - CEO Yandex, Arkady Volozh, saat menghadiri SPIEF.
Sumber :
  • REUTERS/Maxim Shemetov via ANTARA

VIVA – CEO Yandex Arkady Volozh mundur dari jabatannya tidak lama setelah Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepadanya karena membantu Rusia.

Kanada Akan Akui Palestina, Trump Ancam Kesepakatan Dagang

Volozh mendirikan raksasa internet Rusia ini pada 1997. Yandex mengumumkan pengunduran diri Volozh pada Jumat (3/6) waktu setempat seperti dikutip dari Reuters, Senin.

Uni Eropa mengenakan sanksi kepada Volozh atas tuduhan membantu Rusia menyerang Ukraina secara "material atau finansial".

232 Jurnalis Gugur di Gaza Sejak Awal Agresi Israel Oktober 2023

Smartphone Yandex.

Photo :
  • WTC-Radio

Dia mengatakan tuduhan Komisi Eropa tersebut sebagai "salah alamat". Meski pun ada sanksi, kata Volozh, dia menyerahkan pemungutan suara kepada direksi perusahaan.

Singapura Siap Akui Negara Palestina

Perusahaan Yandex tidak menjadi subjek sanksi Uni Eropa.

Perusahaan mesin pencari tersebut menyatakan yakin pengunduran diri Volozh tidak berpengaruh terhadap operasi, keadaan finansial dan hubungan mereka dengan mitra.

"Direksi terus berfungsi secara normal. Yandex memiliki tim manajemen yang kuat, yang mampu membawa perusahaan ini ke tingkat berikutnya dengan dukungan yang kuat dari dewan," kata Yandex.

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari, mereka menyebut agresi tersebut sebagai "operasi militer khusus" untuk "denazifikasi" negara tetangga mereka. (Antara)

Parade militer Myanmar pada Maret 2022 usai kudeta militer oleh junta

Junta Myanmar Cabut Status Darurat usai 4,5 Tahun

Langkah tersebut diwajibkan agar dapat menyelenggarakan pemilu umum yang rencananya akan diselenggarakan dalam beberapa bulan mendatang.

img_title
VIVA.co.id
31 Juli 2025