El Nino Bisa Picu Kenaikan Harga Jagung, Industri Pakan Ternak Wanti-wanti Ini
- Pixabay
Faktor itulah yang membuat industri pakan ternak mulai mencari alternatif bahan baku pakan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian sudah mengantisipasi dampak El Nino tahun ini.
Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Muda, Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan, Kementan RI Devied Apriyanto Sofyan mengatakan, Kementan sudah memetakan daerah rawan kekeringan dan pemantauan kondisi iklim harian. Daerah tesebut dibagi menjadi tiga zona yaitu hijau, kuning dan merah.
“Untuk daerah zona hijau, Pemerintah akan melakukan pengawasan dan pengawalan serta antisipasi terjadi kekurangan air. Untuk daerah zona kuning, pemerintah akan membangun dan memperbaiki embung, biopori, DAM, parit dan lain-lain untuk peningkatan ketersedian air irigasi,” ungkapnya.
Sedangkan lanjutnya, untuk daerah zona merah, Pemerintah akan menyiapkan sumur dalam untuk irigasi, diversifikasi pangan untuk antisipasi dampak El Nino dan mengoptimalkan lahan sawah rawa.
Sementara itu Guru Besar IPB yang juga Ketua Umum Assosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia Dwi Andreas Santosa mengatakan, dampak El Nino paling besar akan menimpa produksi padi. Berdasarkan pengalaman El Nino pada 2015 dan 2019 lalu, para petani padi mulai beralih menanam jagung ketika terjadi musim kemarau panjang sebagai dampak El Nino.
“Petani kita sebenarnya sudah adaptif terhadap cuaca. Apabila terjadi kemarau panjang maka petani akan beralih menanam yang tidak memerlukan banyak air seperti jagung. Ini yang membuat harga jagung pada saat ini yang hampir mencapai Rp 6.000 per kg,” kata Dwi Andreas.
Ilustrasi Produksi Jagung Kementerian Pertanian
- ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Dia pun mengingatkan, tugas peningkatan produksi bukan hanya tugas Kementerian Pertanian tapi juga Kementerian Keuangan. Karena itu, tarif impor pangan Indonesia untuk beberapa komoditas itu 0 persen. Ini membuat petani Indonesia harus berhadapan langsung dengan produk dari petani luar negeri.
“Harga produksi petani jangan sampai berbenturan dengan harga produksi pangan internasional sehingga petani bisa bergairah lagi untuk menanam komoditas pangan,” tutupnya.
