Cara Pertamina EP Rantau Field Ciptakan Ekosistem Inovasi Sosial Usaha Ramah Difabel
- Dok. Pertamina EP Rantau
“Selain kolaborasi dengan digitalisasi layanan jual beli, produk baru yang dikembangkan adalah inovasi produk olahan makanan dan kerajinan yang memiliki nilai inovasi budaya seperti kopi pandan dan tas border Aceh Tamiang,” ujar Desperdi.
Program Rumah Kreatif Tamiang bersinergis dengan Program Pertamina EP Rantau Field lainnya, salah satunya yaitu Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP). Terdapat pemanfaatan gas sisa produksi yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik yang selanjutnya disimpan pada kotak energi yang dapat digunakan untuk kondisi darurat serta mengurangi biaya operasional usaha kelompok difabel.
Program Rumah Kreatif Tamiang juga telah menerapkan sistem produksi energi bersih melalui pemanfaatan solar sel sebagai penyedia suplai listrik di lokasi usaha kelompok difabel.
Pertamina EP Rantau Field juga menginisiasi program pendampingan Kelompok “Meghek Betuah” Petani Aren yang diinisiasi pada 2019. Program pendampingan Kelompok Meghek Betuah berada di Dusun Batu 8, Desa Rantau Pauh , Kecamatan Rantau dengan tujuan menghasilkan One Village One Product (OVOP).
Anggota kelompok Aren Meghek Betuah berjumlah 17 orang anggota yang termasuk di dalamnya terdapat tiga orang pengurus kelompok. Selain menjual gula aren dalam bentuk blok, Kelompok Meghek Betuah juga melakukan inovasi produksi produk turunan gula aren nira di antaranya, gula cair dan gula aren semut.
Head of Communication Relations & CID Zona 1 Pertamina EP, Djulianto Tasmat menjelaskan, Program Rumah Kreatif Tamiang mengimplementasi Sustainable Development Goals. SDGs adalah indikator tujuan pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan dan berkelanjutan yang ditujukan untuk semua orang mulai dari pembuat kebijakan, masyarakat sipil, bisnis, akademisi, dan setiap individu atau masyarakat secara luas.
Program Rumah Kreatif Tamiang telah mengimplementasi tujuan 5 SDGs tentang kesetaraan gender dengan melibatkan 25 persen anggota kelompok difabel perempuan dalam usaha kelompok. Selanjutnya program juga mengimplementasi tujuan 7 SDGs tentang Energi Bersih, di mana telah memanfaatkan solar sel dalam suplai listrik operasional usaha dan tujuan 8 SDGs tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi bagi penyandang difabel.
