Rupiah Melemah ke Rp 15.668/US$ Terdorong Solidnya Ekonomi AS

Uang dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

Jakarta, VIVA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024. Rupiah tercatat melemah sebesar 39 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp 15.668 per dolar AS. 

Dibuka Menghijau, IHSG Coba Break Resistance Ditopang Penguatan Rupiah

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.607 per dolar AS. 

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan ditutup melemah pada hari ini. Hal ini seiring dengan indeks dolar AS yang naik pagi ini ke level tertinggi sejak 16 Agustus 2024 di kisaran 102.85.

Rupiah Perkasa ke Level Rp 16.298 per Dolar AS

"Penguatan dolar AS didukung oleh ekonomi AS yang masih terlihat solid seperti data PMI sektor jasa yang masih di level ekspansi dan data tenaga kerja AS yang menunjukkan jumlah orang dipekerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintahan tumbuh lebih banyak dibandingkan ekspektasi," ujar Ariston kepada VIVA, Kamis, 10 Oktober 2024.

Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Gubernur BI Sebut Rupiah Mei 2025 Menguat 1,13 Persen

Ariston mengatakan, penguatan dolar AS ini juga terdorong oleh ketegangan yang meningkat di Timur Tengah. Di sisi lain, pelaku pasar masih menunggu data inflasi konsumen AS yang akan dirilis malam ini. 

"Pelaku pasar menunggu data inflasi konsumen AS yang akan dirilis malam ini untuk mengonfirmasi kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS masih akan berlanjut. Bila data inflasi menunjukkan penurunan, dolar AS bisa berbalik melemah lagi," jelasnya. 

Adapun untuk hari ini mata uang rupiah terhadap dolar AS berpotensi melemah ke arah Rp 15.650. Sedangkan potensi support di kisaran Rp 15.600.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 16.324 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah akan berkonsolidasi terhadap dolar AS. Hal itu disebabkan oleh data perekonomian AS yang lebih kuat.

img_title
VIVA.co.id
23 Mei 2025