Efektif Kendalikan SSP Bisa Hemat Operasional Pelaku Usaha
- istimewa.
“Strategi data-driven decision menjadi ranah yang penting untuk dilakukan, tidak hanya sektor Pemerintah, tetapi juga seluruh mitra kerja termasuk bisnis. Upaya yang dilakukan GRASP 2030 dapat disinkronkan dengan upaya pemerintah, khususnya terkait pelaporan pangan terselamatkan,” lanjut Nita.
Workshop ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan visi GRASP 2030 untuk mengurangi angka susut dan sisa pangan di Indonesia. Dengan adanya pengukuran yang lebih sistematis dan aksi nyata dari sektor bisnis, diharapkan upaya ini dapat berkontribusi pada ketahanan pangan, pengurangan emisi, serta efisiensi rantai pasok pangan secara berkelanjutan.
Sebagai informasi, GRASP 2030 merupakan platform kolaborasi melalui skema perjanjian sukarela (voluntary agreement) yang diinisiasi oleh IBCSD. Model perjanjian sukarela ini sudah diterapkan di berbagai negara dan terbukti berhasil menurunkan susut dan sisa pangan di negara masing-masing.
Salah satu contohnya, di Inggris, perjanjian sukarela Courtauld 2025 telah berhasil mencegah 1,7 juta ton makanan terbuang antara tahun 2010 dan 2012, mengurangi emisi karbon sebesar 5 juta ton dan menghasilkan penghematan lebih dari £3 miliar (setara Rp 60 triliun).
Platform ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor bisnis, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, bank pangan, dan akademisi dalam upaya bersama mengatasi SSP di Indonesia.
Misi GRASP 2030 adalah mengurangi SSP di sepanjang rantai pasok pangan melalui pendekatan berbasis data dan aksi nyata, mendorong kolaborasi antar sektor untuk berbagi pengetahuan serta praktik terbaik, dan mendukung kebijakan serta regulasi untuk mempercepat transisi menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan.
