CEO Unilever Schumacher Tiba-tiba Dicopot, Tapi Tetap Terima Gaji Rp31 Miliar
- Unilever.co.uk
Jakarta, VIVA – Unilever secara mengejutkan mencopot CEO Hein Schumacher. Tak hanya dicopot, Unilever juga menggantikannya dengan Chief Financial Officer (CFO) Fernando Fernandez, yang akan fokus mempercepat eksekusi strategi pemulihan perusahaan.
Dewan direksi Unilever, termasuk miliarder dan investor aktivis Nelson Peltz, sepakat dalam keputusan untuk mengganti Schumacher. Menurut sumber yang mengetahui pembahasan dewan, Schumacher terkejut dengan keputusan tersebut.
Dalam email kepada koleganya, Schumacher membela kebijakan dan pencapaiannya selama menjabat sebagai CEO. Dia uga mengungkapkan penyesalan karena harus meninggalkan perusahaan lebih cepat dari yang direncanakan.Â
"Dewan ingin mempercepat eksekusi strategi kami dan mewujudkan penciptaan nilai yang lebih cepat dengan perubahan kepemimpinan," tulis Schumacher, seperti dikutip dari Reuters, Kamis 27 Februari 2025.
Pengumuman ini berdampak pada saham Unilever, yang turun hingga 3,4% pada Selasa, 25 Februari 2025. Namun, sejak Schumacher mengambil alih posisi CEO pada 1 Juli 2023, saham Unilever telah naik lebih dari 9%.
Sebagaimana diketahui, industri barang konsumsi mengalami tekanan besar akibat gangguan rantai pasok pasca-pandemi COVID-19, lonjakan harga komoditas, serta krisis energi setelah invasi Rusia ke Ukraina. Margin keuntungan tertekan dan volume penjualan menurun karena banyak konsumen beralih ke produk yang lebih murah.
Selain itu, Unilever mendapat tekanan dari investor untuk meningkatkan kinerjanya setelah laporan keuangan tahunan yang kurang memuaskan. Rapat dewan pada Senin, 24 Februari 2025, memutuskan bahwa Fernandez, yang telah bekerja di Unilever hampir 40 tahun, adalah sosok yang tepat untuk menjalankan strategi perusahaan.
Ketua Unilever Ian Meakins menyatakan bahwa Fernandez memiliki pendekatan yang tegas dan berorientasi pada hasil, sehingga dewan percaya kepadanya untuk menjalankan strategi pertumbuhan Unilever. "Masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai hasil terbaik di kelasnya," ujar Meakins.
"Kami sepakat dengan dewan bahwa Fernandez adalah sosok terbaik untuk mempercepat penciptaan nilai bagi perusahaan," ungkap Analis Barclays Warren Ackerman. Sementara itu, analis UBS Guillaume Delmas menambahkan bahwa eksekusi adalah kunci dalam fase baru strategi Unilever.
Fernandez (58) sendiri telah bergabung dengan Unilever sejak 1988 dan pernah menjabat sebagai Presiden Latin America, CEO Unilever Brasil, serta Presiden divisi Beauty & Wellbeing sebelum diangkat menjadi CFO pada 2024.
Terkait pencopotan mendadak pada Schumacher, Unilever menegaskan bahwa tidak ada perubahan dalam proyeksi keuangan untuk 2025 maupun target jangka menengah. Dewan direksi berkomitmen untuk lebih mempercepat strategi pertumbuhan yang telah dirancang Schumacher.
Schumacher (53) akan resmi meninggalkan jabatannya pada Maret dan keluar sepenuhnya dari Unilever pada 31 Mei 2025. Perusahaan menyatakan bahwa kepergian ini dilakukan atas kesepakatan bersama.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Schumacher akan tetap menerima gaji tetap sebesar USD1,94 juta atau sekitar Rp31 miliar hingga dia resmi keluar dari perusahaan. Selain itu, dia juga akan mendapatkan kompensasi tambahan yang jumlahnya belum diungkapkan.
Sementara itu, posisi CFO yang ditinggalkan Fernandez akan diisi sementara oleh Srinivas Phatak, yang saat ini menjabat sebagai Deputi CFO dan Group Controller, hingga Unilever menemukan pengganti tetap.