28 Maret 2025 Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik, 2,18 Juta Kendaraan Bakal Tinggalkan Jakarta
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Subakti Syukur memprediksi, bakal ada sebanyak 2,18 juta kendaraan yang akan meninggalkan Jakarta, pada periode Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri/Lebaran 2025. Jumlah ini diakuinya naik sekitar 1,1 persen, dibandingkan dengan volume lalu lintas pada arus mudik Lebaran tahun 2024 lalu.
"Proyeksi lalu lintas keluar Jakarta pada arus mudik selama periode libur Lebaran dan Nyepi adalah sebesar 2,18 juta kendaraan, atau naik 1,1 persen terhadap periode Lebaran tahun 2024," kata Subakti dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Maret 2025.
Meski kenaikannya hanya 1,1 persen, namun Subakti mengakui bahwa jumlah itu cukup besar karena sudah mencakup asumsi adanya Work From Anywhere (WFA) mulai 24-27 Maret 2025.
Jumlah 2,18 juta kendaraan yang bakal keluar Jakarta pada periode mudik Lebaran 2025 itu, merupakan proyeksi pergerakan sejak H-10 sampai H-2 jelang Lebaran melalui 4 Gerbang Tol (GT) utama. Keempatnya yakni GT Cikampek Utama, GT Kalihurip Utama, GT Ciawi, dan GT Cikupa.
"Untuk arus balik mudik Lebaran diproyeksi bakal ada sebanyak 2,29 juta kendaraan yang kembali ke Jakarta, atau turun 0,5 persen dibandingkan periode Lebaran tahun 2024 lalu," ujarnya.
Ribuan Kendaraan Lintasi Tol Cipali saat Puncak Arus Mudik Lebaran 2024
- VIVA/M Ali Wafa
Sementara puncak arus mudik Lebaran diperkirakan bakal terjadi pada 28 Maret 2025, dengan perkiraan volume lalu lintas mencapai sebesar 232 ribu kendaraan atau naik 50 persen dibandingkan kondisi normal serta turun 9 persen dibandingkan dengan Lebaran tahun 2024 lalu.
Sedangkan puncak arus balik Lebaran diproyeksi bakal terjadi pada 6 April 2025, dengan perkiraan 276 ribu kendaraan atau naik 3 persen terhadap tahun lalu. "Ini yang agak-agak serem ya, karena di tahun 2024 aja kita udah kewalahan. Sehingga nanti tentunya akan ada skenario khusus, karena dengan skenario yang ada masih naik 3 persen terhadap puncak balik tahun 2024, dan itu cukup besar," kata Subakti.
Dia menjelaskan, dalam upaya menghadapi kenaikan volume lalin di periode mudik dan arus balik Lebaran kali ini, Jasa Marga pun telah menyiapkan sejumlah langkah. Misalnya seperti meningkatkan kapasitas di lajur Jakarta-Cikampek, mengoperasikan ruas tol baru, mengurangi hambatan lalu lintas, hingga penambahan rest area.
"Kami telah mendorong Kemenhub agar ramp check pada angkutan barang dan bus lebih didetilkan. Lalu usulan waktu pengaturan angkutan barang sumbu tiga atau lebih, saat ini masih dalam pembahasan Kementerian Perhubungan karena ini juga sangat penting untuk mengatur skenario pengaturan lalu lintas di lapangan. Jadi kita juga menunggu ya dari SKB itu sendiri," ujarnya.