BI Sebut Penjualan Eceran Februari 2025 Kontraksi Disumbang Makanan dan Minuman
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, kinerja penjualan eceran pada Februari 2025 diprakirakan mengalami kontraksi sebesar 0,5 persen year on year (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan kelompok makanan, minuman, dan tembakau di tengah peningkatan kelompok peralatan informasi dan komunikasi, subkelompok sandang, dan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor.
“Secara tahunan, kinerja penjualan eceran pada Februari 2025 diprakirakan mengalami kontraksi sebesar 0,5 persen yoy,” ujar Denny dalam keterangannya Rabu, 12 Maret 2025.
Gedung Bank Indonesia (BI).
- VivaNews/ Nur Farida
Adapun untuk Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari 2025 mencapai 213,2, atau secara bulanan tumbuh sebesar 0,8 persen month to month (mtm).
Denny menuturkan kinerja penjualan eceran tersebut terutama ditopang oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi, subkelompok sandang, dan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor yang diprakirakan mengalami kenaikan penjualan menjelang Ramadan dan persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri.
Sedangkan pada Januari 2025, IPR tercatat sebesar 211,5 atau secara bulanan mengalami kontraksi sebesar 4,7 persen mtm setelah tumbuh 5,9 persen mtm pada periode sebelumnya.
Denny menjelaskan, perkembangan ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca-perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang menyebabkan kontraksi penjualan mayoritas kelompok, kecuali Suku Cadang dan Aksesori.
Adapun secara tahunan, penjualan eceran tumbuh 0,5 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan Desember 2024 sebesar 1,8 persen yoy.
Pertumbuhan IPR tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan pada Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Barang budaya dan Rekreasi.
Gedung bank Indonesia
- VIVAnews/Adri Irianto
Di sisi harga, tekanan inflasi 3 bulan yang akan datang, yaitu pada April 2025, diprakirakan menurun, sementara tekanan inflasi 6 bulan yang akan datang, yaitu pada Juli 2025, diprakirakan meningkat.
Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) April 2025 yang tercatat sebesar 159,6, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 179,0, didorong oleh normalisasi harga pasca-Ramadan dan HBKN Idul Fitri.
Sementara itu, IEH Juli 2025 tercatat sebesar 155,4, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 152,3 yang antara lain dipengaruhi oleh prakiraan peningkatan permintaan pada periode puncak liburan sekolah.