Rupiah Ambruk ke Level 16.862 per Dolar AS

Rupiah melemah terhadap dolar AS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa

Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot semakin anjlok pada perdagangan Selasa, 8 April 2025. Rupiah melemah sebesar 41 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp 16.862 per dolar AS.

Dibuka Menghijau, IHSG Coba Break Resistance Ditopang Penguatan Rupiah

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir sebelum Lebaran Idul Fitri atau 27 Maret 2025, rupiah ditutup pada Rp 16.566 per dolar AS. 

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar hari ini akan menguat. Hal ini didorong oleh pasar saham Asia yang sebagian terlihat rebound.

Rupiah Perkasa ke Level Rp 16.298 per Dolar AS

“Ini artinya banyak pelaku pasar memanfaatkan momen harga yang sudah turun dalam di berbagai pasar saham dengan harapan ke depan pasar akan naik lagi. Sentimen ini bisa positif bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” ujar Ariston kepada VIVA Selasa, 8 April 2025.

Ariston mengatakan, pasar keuangan Indonesia yang baru buka hari ini diperkirakan akan memberikan respon negatif terhadap berita-berita yang muncul selama libur lebaran. 

Gubernur BI Sebut Rupiah Mei 2025 Menguat 1,13 Persen

“Terutama soal pengumuman tarif impor baru AS yang belakangan mendapatkan aksi balasan dari beberapa negara seperti China dan Kanada,” jelasnya.

Kendati demikian, Ariston menilai dari aksi buy on dip pasar hari ini yang bisa memberikan sentiment positif ke aset berisiko. Pasar masih rentan tertekan pekan ini akibat isu perang tarif dan hasil negosiasi tarif beberapa negara.

Untuk itu Ariston memprediksi rupiah bakal bergerak ke level Rp 16.800 per dolar AS.

“Jadi mungkin saja rupiah akan bergerak di Rp 16.800 di awal perdagangan, dan bisa ditutup lebih kuat di akhir perdagangan hari ini di sekitar Rp 16.700,” ujar Ariston.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 16.324 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah akan berkonsolidasi terhadap dolar AS. Hal itu disebabkan oleh data perekonomian AS yang lebih kuat.

img_title
VIVA.co.id
23 Mei 2025