Anindya Bakrie Sebut Dampak Perang Tarif Tidak Sebesar yang diberitakan Media

[Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, saat menjadi salah satu panelis di acara 'HSBC Summit 2025: Transforming Indonesia: Redefining Growth, Reimagining Future', yang digelar di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa, 22 April 2025]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie meyakini, Indonesia sangat siap untuk bersaing di kancah global saat ini, meskipun dunia tengah disibukkan oleh perang dagang ala Donald Trump. Hal itu diutarakannya saat menjadi salah satu panelis di acara 'HSBC Summit 2025: Transforming Indonesia: Redefining Growth, Reimagining Future', yang digelar di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Buntut Kasus Kadin Cilegon, Anindya Bakrie Kumpulkan Anggotanya Minggu Depan

Anindya menegaskan, kehebohan yang terjadi di kancah global akibat perang dagang oleh Donald Trump itu, nyatanya tidak seheboh apa yang diberitakan di media massa.

"Karena kalau kita lihat bahwa dampak daripada perang tarif dengan Amerika ini tidak sebesar yang banyak didengungkan di media," kata Anindya di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa, 22 April 2025.

Anindya Bakrie Jelaskan Soal Peluncuran Kadin GEO di World Economic Forum

"Jadi saya rasa kita sangat siap ya. Ada beberapa hal yang membuat saya yakin ini. Tapi yang pertama, kita ini mesti stay calm, stick with the plan, dan enjoy the ride," ujarnya.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif masuk barang impor ke AS

Photo :
  • AP Photo/Mark Schiefelbein
Ketum Kadin Anindya Bakrie Ungkap Pembahasan dengan WEF Soal MBG

Di sisi lain, Anindya memastikan bahwa Kadin Indonesia bersama pemerintah akan kembali bertolak ke Amerika Serikat (AS) pada pekan depan, guna melanjutkan negosiasi tarif yang sudah berlangsung sebelumnya.

"Intinya di sana kita mencari, dalam tanda kutip, lawan main atau sparing partner," kata Anindya.

Dia berpendapat, setidaknya perang dagang ini telah ditemukan obatnya, antara lain berupa relokasi impor migas Indonesia sekitar US$40 miliar dari AS, sehingga hal itu akan dilakukan untuk bisa menjembatani surplus perdagangan sebesar US$18 miliar.

"Nah, setelah itu semua dilakukan, artinya tarif akan kembali senormal mungkin. Pasti akan ada increase paling tidak 10 persen. Tapi produk elektronik kita, footware, apparel, nantinya bukan hanya dapat dijual kembali, melainkan lebih besar lagi karena trade-nya akan balance," ujar Anindya.

Sebaliknya, lanjut Anindya, diharapkan AS juga akan meningkatkan ekspor komoditas ke Indonesia seperti misalnya migas, pesawat terbang, soybean, gandum, hingga kapas. Bahkan, Anindya mengatakan bahwa asosiasi produsen kapas AS akan tiba di Tanah Air guna merelokasi pasokan kapas yang didapat Indonesia dari tempat lain.

"Jadi artinya apa? Yang kita mesti mengerti adalah 1,5 tahun ini adalah masa transisi, dimana tentu tidak ada yang mengatakan semuanya baik-baik saja, tetap akan ada gejolak-gejolak. Tapi menurut saya kita stick with the plan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya