Kondisi Ekonomi Dunia Memburuk Imbas Hal Ini, Bos OJK Wanti-wanti Perkonomian Daerah Harus Digenjot

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menilai memburuknya perekonomian dunia saat ini tidak bisa dihindari. Hal ini didorong oleh kondisi geopolitik, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia.

Mendagri Heran Pertumbuhan Ekonomi NTB Minus 1,47 Persen, Begini Penjelasan Gubernur

Adapun ini disampaikan Mahendra dalam acara Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah di Jakarta.

"Kondisi terakhir dan prospek perkiraan perkembangan geopolitik, ekonomi, dan perekonomian global yang saya rasa walaupun kita semua berharap tidak akan memburuk terlalu dalam, tapi nampaknya sampai saat ini paling tidak tidak terelakkan bahwa kondisi pemburukan itu tidak terelakkan," ujar Mahendra Senin, 28 April 2025

Permudah Pendanaan Bagi Masyarakat Unbaked, Industri Pindar RI Tumbuh Pesat

Mahendra mengatakan, berdasarkan laporan International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook perekonomian dunia direvisi ke bawah. IMF memproyeksikan ekonomi global melambat 2,8 persen pada 2025, dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 3,3 persen.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia
OJK Sebut Masyarakat Masih Banyak Tertipu Judol, Situsnya Disamarkan jadi Dongeng Anak

"Untuk tahun ini dan tahun depan revisi ke bawah masing-masing 0,5 dan 0,3 persen jika secara keseluruhan menjadi 0,8 persen dalam dua tahun ke depan ini lebih rendah daripada sebelumnya. Dan itu merupakan agregasi dari pertumbuhan yang melambat dari seluruh negara-negara di dunia," jelasnya.

Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi ini menurut Mahendra, harus disiasati dengan mendiversifikasi pertumbuhan ekonomi melalui motor-motor pertumbuhan lainnya. Misalnya dengan memanfaatkan pertumbuhan domestik.

"Perkembangan dari motor-motor pertumbuhan yang berbasis kepada pertumbuhan ekonomi dalam negeri domestik menjadi lebih penting. Dan domestik berarti artinya pertumbuhan ekonomi daerah di setiap provinsi, kabupaten, kota dan tentu kawasan wilayah spasial yang terkait di bawahnya," ujarnya.

"Ini yang menjadi taruhan bagi kita apakah pertumbuhan ekonomi nasional kita akan bisa tetap terjaga atau sepenuhnya tergantung dan terdampak dari perkembangan ekonomi global yang saya sampaikan tadi," tambahnya.

International Monetary Fund (IMF).

Photo :
  • ANTARA

Sebagai informasi, IMF juga turut memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. IMF memproyeksikan ekonomi RI hanya tumbuh 4,7 persen pada 2025, dari sebelumnya sebesar 5,1 persen. 

Terkait hal tersebut, Mahendra mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengeluarkan suatu perkiraan. Namun, OJK mewaspadai ke perkiraan pertumbuhan dari pembiayaan, kredit, dan tingkat kesehatan perbankan.

"Tapi yang menjadi perhatian kami adalah bagaimana penghitungan dan perkiraan pertumbuhan dari pembiayaan, dari kredit, dari tingkat kesehatan, lalu tingkat kinerja dari industri keuangan yang ada di bawah pengawasan OJK," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya