AI Akan Gantikan Banyak Pekerjaan pada 2030, Ini 7 Profesi yang Masih Aman

Ilustrasi Pengusaha
Sumber :
  • pexels.com/The Lazy Artist Gallery

Jakarta, VIVA – Teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang sangat cepat dan mulai menggantikan banyak pekerjaan, terutama yang bersifat rutin dan berbasis data. Jika dulu hanya pekerjaan pabrik yang terdampak, sekarang AI mulai masuk ke ranah pekerjaan kantoran atau white collar yang sebelumnya dianggap aman.

Heboh Meme AI Anomali 'Tung Tung Tung Sahur', Ini Penyebab Tayangannya Bisa Viral

Namun, tidak semua profesi bisa digantikan oleh mesin. Ada beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan sentuhan manusia, empati, intuisi, serta penilaian moral yang rumit, hal-hal yang masih sulit dicapai oleh teknologi, bahkan dalam lima tahun ke depan. Melansir dari New Trader U, berikut ini tujuh profesi yang diperkirakan akan tetap dibutuhkan hingga tahun 2030, meskipun dunia semakin dikuasai AI.

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Photo :
  • Science HowStuffWorks
TP Indonesia Dorong Inovasi Layanan Pelanggan Lewat Persona AI 

1. Terapis dan Konselor

AI memang bisa membuat chatbot untuk terapi, tapi hubungan emosional antara terapis dan klien tetap tidak bisa digantikan oleh mesin. Seorang terapis memahami bahasa tubuh, nuansa perasaan, dan latar belakang budaya seseorang dengan lebih mendalam. Terlebih lagi, membangun kepercayaan dan empati butuh pengalaman hidup nyata yang hanya dimiliki manusia.

Bongkar Strategi Google Cloud 'Cuci Otak' Industri Indonesia dengan Kecerdasan Buatan

2. Seniman dan Direktur Kreatif

Meskipun AI bisa membuat gambar, lagu, bahkan puisi, tapi karya yang benar-benar orisinal lahir dari pengalaman, intuisi, dan pemahaman budaya. Direktur kreatif di bidang iklan, film, atau fashion, misalnya, harus bisa membaca tren, menantang norma, dan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, hal yang sulit dilakukan oleh AI yang hanya belajar dari data yang sudah ada.

3. Pemuka Agama dan Tokoh Spiritual

Pemuka agama memberikan bimbingan di momen paling penting dalam hidup, seperti pernikahan, kematian, atau krisis moral. Peran mereka bukan hanya memberi nasihat, tetapi juga menghadirkan rasa damai dan kebersamaan yang berasal dari pengalaman spiritual. Ini adalah hubungan yang sangat manusiawi dan tidak bisa digantikan oleh program komputer.

Ilustrasi Kerja

Photo :
  • freepik.com/jcomp

4. Tenaga Medis Senior

Dokter spesialis atau ahli bedah sering kali harus mengambil keputusan dalam kondisi tidak pasti dan berisiko tinggi. Mereka mempertimbangkan faktor teknis, nilai-nilai pasien, serta kondisi sosial yang kompleks. AI memang membantu diagnosa, tapi keputusan akhir tetap membutuhkan manusia yang bisa merasakan dan berpikir secara etis.

5. Hakim dan Ahli Hukum Senior

Hukum bukan hanya soal aturan, tapi juga soal menafsirkan situasi, memahami niat, dan mempertimbangkan dampak sosial. Seorang hakim harus bisa menyeimbangkan nilai-nilai yang bertentangan dan membuat keputusan yang adil. Ini adalah bentuk penilaian yang tidak bisa diserahkan sepenuhnya ke mesin.

6. Pengusaha dan Perencana Inovasi

Menjadi pengusaha berarti mengambil risiko, membaca peluang yang belum terlihat jelas, dan menyatukan ide-ide unik. Kemampuan untuk "menghubungkan titik-titik" dan beradaptasi di tengah ketidakpastian adalah kekuatan yang hanya dimiliki manusia. AI bisa membantu riset, tapi intuisi dan keberanian tetap milik manusia.

7. Pekerja Sosial dan Penggerak Komunitas

Pekerja sosial bekerja langsung dengan masyarakat dan individu yang rentan. Mereka harus memahami konteks budaya, tekanan ekonomi, serta dinamika keluarga. Hubungan yang dibangun dengan klien mereka didasari pada kepercayaan dan empati, dua hal yang tidak bisa diberikan oleh teknologi.

Profesi yang tetap bertahan di tengah gelombang otomatisasi AI adalah profesi yang membutuhkan hati, empati, dan kebijaksanaan. Di era digital nanti, justru kemampuan manusiawi seperti kreativitas, empati, penilaian etis, dan komunikasi akan menjadi kunci agar tetap relevan.

Jadi, jika kamu ingin tetap eksis dalam dunia kerja yang berubah cepat, asah kemampuan yang hanya bisa dilakukan manusia, karena justru itulah yang paling berharga di era AI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya