Di Milken Conference 2025, Anindya Bakrie Promosikan Danantara dan Ajak Investor Masuk RI

[Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, saat menghadiri 'Milken Institute Global Conference 2025' yang bakal digelar di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) pada 4-7 Mei 2025]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menjadi salah satu pembicara dalam forum 'Milken Institute Global Cenference 2025', yang berlangsung di Los Angeles pada 4-7 Mei 2025. Anindya mengatakan, dalam kehadirannya yang kelima kalinya di forum tersebut, kali ini salah satu topik yang akan disampaikannya sebagai pembicara adalah untuk memperkenalkan Danantara kepada khalayak dunia.

Pesta Akuatik di Libur Panjang: 1.200 Atlet Ramaikan Kejurnas, Enam Rekor Nasional Pecah

"Saya lagi di Milken Conference 2025. Ini mungkin kelima kalinya saya di sini. Kali ini kebetulan bersama teman-teman dari Danantara, sekalian mempromosikan untuk investasi di Indonesia," kata Anindya dalam video yang diperoleh VIVA, Selasa, 6 Mei 2025.

Anindya mengatakan, upaya untuk menarik investasi asing ke Tanah Air saat ini sudah semakin efektif dengan adanya Danantara, sebagai Sovereign Wealth Fund yang memiliki keahlian dan strategi khusus dalam melayani investor.

Pertama di RI, VKTR Gelar Soft Launching Fasilitas Perakitan Kendaraan Listrik Komersial berbasis CKD

"Enaknya sudah ada Danantara, ada Sovereign Wealth Fund-nya yang punya dana, yang punya keahlian, dan yang punya pengalaman untuk mendampingi investor-investor asing yang mau masuk ke Indonesia," ujarnya.

Kantor Danantara

Photo :
  • Antara
Kejurnas Akuatik 2025 Mulai Bergulir, Ribuan Atlet Daerah Tanah Air Ambil Bagian

Sebaliknya, lanjut Anindya, apabila Indonesia ingin berinvestasi di luar negeri, maka hal itu menjadi lebih menarik saat ini dengan adanya peran Danantara yang tengah dipromosikan pemerintah Indonesia kepada masyarakat global.

Terlebih dengan adanya pembahasan mengenai kebijakan tarif yang dilakukan oleh berbagai negara, guna menghadapi strategi perang tarif ala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Misalnya kita bukan saja ingin mengambil barang dari Amerika, entah itu komoditas ataupun teknologi, tapi bisa juga investasi perusahaannya di Amerika yang sangat diminati sekarang," kata Anindya.

"Nah, jadi hal-hal seperti ini kita diskusikan, besok saya akan bicara di panel. Tadi Pak Pandu (Sjahrir) dari Danantara sudah bicara, dan semoga keterlibatan Indonesia makin baik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya