Utang Warga RI di PayLater Bank Capai Rp 22,78 Triliun per Maret 2025

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Utang masyarakat Indonesia di Buy Now Pay Later (BNPL) atau PayLater perbankan mencapai Rp 22,78 triliun, dengan jumlah pengguna mencapai 24,56 juta. Nilai utang tersebut tercatat naik dari sebelumnya yang sebesar Rp 21,98 triliun.

RI Punya Modal yang Cukup Genjot Ekonomi, Komisi XI Ungkap Kunci Capai Target Pertumbuhan

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae mengatakan, untuk porsi kredit BNPL perbankan tercatat sebesar 0,29 persen, atau mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.

"Per Maret 2025, baki kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK tumbuh sebesar 32,18 persen yoy, atau Februari sebelumnya tercatat 36,60 persen yoy menjadi Rp 22,78 triliun," ujar Dian dalam konferensi pers Jumat, 9 Mei 2025.

Ajaib Sekuritas Tempuh Jalur Hukum soal Heboh Dugaan Transaksi Tak Sah Rp 1,8 Miliar, Ini Alasannya

Paylater

Photo :
  • instagram

Dian menuturkan, untuk jumlah rekening BNPL perbankan mengalami kenaikan menjadi  24,56 juta pengguna, dari bulan sebelumnya yang sebanyak 23,66 juta pengguna.

Kata Ajaib Sekuritas soal Heboh Investor Ngaku Kaget Ada Transaksi Rp 1,8 Miliar, OJK Lakukan Investigasi

"Jumlah rekening mencapai  24,56 juta, di mana Februari sebelumnya tercatat sebesar 23,66 juta," terangnya.

Di samping itu, Dian mengatakan pada Maret 2025 kredit perbankan tumbuh namun melambat sebesar 9,16 persen year on year (yoy) atau menjadi Rp7.908 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 10,30 persen.

“Kinerja intermediasi perbankan relatif stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga. Pada Maret 2025 pertumbuhan kredit masih melanjutkan pertumbuhan sebesar 9,16 persen yoy,” jelasnya.

Ilustrasi: Layanan Paylater

Photo :
  • Freepik.com//rawfixel

Kemudian, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Maret 2025 tercatat tumbuh sebesar 4,75 persen yoy menjadi Rp 9.010 triliun. Dalam hal ini giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 4,01 persen, 7,74 persen, dan 4,75 persen yoy.

Sementara itu, likuiditas industri perbankan pada Maret 2025 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 116,05 dan 26,22 persen.

“Masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Adapun liquidity coverage ratio (LCR) berada di level 204,77 persen,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya