OJK Ungkap Stabilitas Keuangan RI Terjaga, Meski Ketidakpastian Tinggi Gegara Trump

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengungkapkan, saat ini kondisi stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga di tengah tingginya volatilitas pasar keuangan global. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian perdagangan global akibat tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump.

Permudah Pendanaan Bagi Masyarakat Unbaked, Industri Pindar RI Tumbuh Pesat

Hal ini disampaikan Mahendra dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan April 2025.

"Rapat Dewan Komisioner pada April 2025 pada 30 April menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga, di tengah tingginya perekonomian dan volatilitas pasar keuangan global," ujar Mahendra, Jumat, 9 Mei 2025.

OJK Sebut Masyarakat Masih Banyak Tertipu Judol, Situsnya Disamarkan jadi Dongeng Anak

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Mahendra mengatakan, perkembangan yang terjadi pada April ini didominasi oleh meningkatnya ketidakpastian perdagangan global sejalan dengan rencana pengenaan tarif resiprokal atau timbal balik oleh AS.

OJK Terima 128.281 Laporan Masyarakat Terkait Penipuan di Sektor Keuangan, Kerugian Korban Capai Rp2,6 Triliun

"Meningkatnya ketidakpastian perdagangan global dengan rencana pengenaan tarif impor resiprokal oleh AS, yang mendorong kenaikan tajam volatilitas di pasar keuangan global. Meskipun presiden Trump menunda pemberlakukan tarif selama 90 hari, tensi perdagangan antara AS dan China tetap tereskalasi," jelasnya.

Mahendra menjelaskan, tingginya ketidakpastian global ini direspons oleh lembaga internasional dengan merevisi turun pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global.

"IMF menurunkan revisi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 menjadi 2,8 persen jauh lebih rendah dibandingkan historis tahun 2000-2019 sebelum Covid di level 3,7 persen," jelasnya.

Sedangkan WTO, merevisi proyeksi volume perdagangan barang global menjadi terkontraksi 0,2 persen dari perkiraan sebelumnya yang tumbuh  2,7 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya