DPR Minta Pertumbuhan Ekonomi 2026 di 6 Persen, Sri Mulyani Ungkap Tantangannya

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati merespons permintaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar target pertumbuhan ekonomi 2026 lebih tinggi di kisaran 6 persen. Sebab, pemerintah hanya menargetkan ekonomi tahun kedua Presiden Prabowo Subianto tumbuh sebesar 5,2-5,8 persen.

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah menghargai optimisme fraksi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) agar batas atas target pertumbuhan ekonomi di kisaran 6 persen.

"Kami menghargai pandangan lebih optimis fraksi Gerindra agar batas atas pertumbuhan ekonomi mencapai 6,3 persen, dan fraksi PKB dengan batas atas 6,0 persen. Usulan fraksi Gerindra dan fraksi PKB tersebut mempertimbangan agar arah capaian pertumbuhan 8 persen pada tahun 2029 dapat dicapai," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa, 1 Juli 2025.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah memiliki semangat yang sama agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh tinggi dan berkualitas. Namun menurutnya, untuk mencapai target pertumbuhan tinggi memiliki sejumlah tantangan.

"Pemerintah memiliki semangat yang sama untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Upaya mewujudkan target pertumbuhan ekonomi yang tinggi tentu masih harus menghadapi berbagai tantangan yang harus kita atasi bersama," jelasnya.

Bendahara Negara ini mengungkapkan, tantangan itu berasal dari permintaan dan investasi. Dari sisi permintaan, untuk mencapai  pertumbuhan tinggi, maka konsumsi rumah tangga harus di angka 5,5 persen.

"Hal ini berarti pemerintah harus mampu menciptakan lingkungan kesempatan kerja, sehingga pendapatan masyarakat dapat meningkat. Konsumsi rumah tangga menjelaskan 55 persen dari PDB nasional," jelasnya.

Sri Mulyani Gelontorkan Rp 16,7 Triliun untuk Tunjangan Profesi Guru ASN Daerah

Maka dari itu, Sri Mulyani menilai daya beli masyarakat, inflasi rendah harus dijaga. Begitu juga kesempatan kerja harus dibuka agar daya beli ikut terjaga.

Sedangkan dari investasi, gross investasi harus dijaga dan ditingkatkan pada level 5,9 persen secara year on year (yoy). Artinya, Indonesia pada 2026 membutuhkan investasi baru minimal Rp 7.500 triliun.

Bitcoin Tetap Stabil saat Emas dan Saham Tertekan saat Konflik Israel-Iran Memanas

"Ini berarti indonesia membutuhkan investasi baru pada 2026 untuk mencapai target pertumbuhan yang tinggi, dengan investasi senilai minimal Rp 7.500 triliun. Komponen investasi berkontribusi 30 persen terhadap PDB kita, apabila digabungkan dengan konsumsi maka konsumsi rumah tangga dan investasi keduanya berkontribusi 85 persen terhadap perekonomian," imbuhnya.

Sebelumnya, Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rifqy Abdul Halim menyoroti, terkait target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen hingga 5,8 persen pada tahun 2026. Menurutnya, target tersebut kurang optimis untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden Prabowo Subianto.

Pramono Targetkan Ekonomi Jakarta Tumbuh 6 Persen di 2026

Hal ini disampaikan Rifqy di hadapan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang hadir dalam Sidang Paripurna ke-19 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024-2025.

"Fraksi PKB berpendapat bahwa rentang target pertumbuhan ekonomi tahun 2026 cukup konservatif dan terbilang underestimate atau kurang optimis, apabila dikaitkan dengan komitmen pemerintah untuk mewujudkan  pertumbuhan ekonomi 8 persen pada akhir periode pemerintahan," ujar Rifqy Selasa, 27 Mei 2025.

Rifqy mengatakan, fraksi PKB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2026 lebih optimis sebesar 5,6 persen hingga 6 persen, atau lebih tinggi dari perkiraan pemerintah.  

"Fraksi PKB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2026 lebih optimis sebesar 5,6 persen sampai 6 persen atau lebih tinggi dari proyeksi pemerintah,," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya