Bos The Fed Siap Pangkas Suku Bunga Asal Trump Lakukan Ini
- NewsWeek
Jakarta, VIVA – Ketua Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed), Jerome Powell, mengungkap seandainya tidak ada rencana Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif baru, bank sentral kemungkinan sudah mulai melonggarkan kebijakan moneternya. Hal ini Powell sampaikan di forum Bank Sentral Eropa di Sintra, Portugal, pada Selasa, 1 Juli 2025.
Pada sesi tersebut, Powell memberikan sinyal akan menurunkan suku bunga tahun ini jika Trump tidak mengumumkan rencananya yang kontroversial itu. Di mana kebijakan tersebut meminta pungutan yang lebih tinggi pada barang impor kepada para mitra dagang.
“Saya pikir itu benar. Kami menunda (memangkas suku bunga) ketika kami melihat ukuran tarif dan pada dasarnya semua perkiraan inflasi untuk AS naik secara material sebagai konsekuensi dari tarif," jelas Powell dikutip dari CNBC Internasional pada Rabu, 2 Juli 2025.
Pernyataan Powell diungkap saat The Fed dalam fase menahan suku buku acuan. Sementara Gedung Putih terus meningkatkan tekanan terhadap bank sentral untuk segera memangkas suku bunga.
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menjawab pertanyaan wartawan
- ANTARA/REUTERS/Elizabeth Frantz
Saat ini, The Fed menahan suku bunga untuk pinjaman di tingkat 4,25 persen dan 4,5 persen. Persentase ini tidak berubah sejak pertama kali diberlakukan pada Desember 2024.
Meskipun memungkinkan untuk menurunkan suku bunga, bos The Fed tidak bisa memastikan kapan waktu ideal untuk melakukan pelonggaran. Powell pun tidak bisa berkomentar banyak apakah bulan Juli akan terlalu cepat bagi pasar untuk mengharapkan pemotongan suku bunga.
“Tergantung pada data,” kata Powell.
Menurut alat CME FedWatch, pelaku pasar memperkirakan peluang bank sentral untuk tetap mempertahankan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di bulan ini sebesar 76 persen.
“Kami akan bertemu satu demi satu. Saya tidak akan mengambil keputusan apa pun atau meletakkannya langsung di atas meja. Itu akan tergantung pada bagaimana data berkembang,” lanjut Powell.
Sebagai informasi, Trump secara terang-terangan memaksa Powell untuk menurunkan suku bunga hingga mengancam menggantinya sebagai orang nomor satu di The Fed sebelum masa jabatannya selesai pada tahun 2026. Trump juga menuding Powell sebagai biang kerok kegagalan bank sentral untuk menurunkan biaya pinjaman.
Namun, Powell teguh memegang keputusan The Fed untuk menahan suku bunga. Pada kesempatan tersebut, ia menuturkan tujuannya serta seluruh anggota bank sentral adalah menciptakan ekonomi yang stabil, dengan harga-harga yang terkendali, tingkat pekerjaan yang tinggi, dan sistem keuangan yang sehat.
Powell mengaku bahwa hal yang sering membuatnya sulit tidur di malam hari adalah memikirkan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Ia juga menyampaikan harapannya untuk meninggalkan ekonomi yang kuat dan sehat bagi penerusnya di masa depan.
“Yang kami inginkan adalah memberikan ekonomi yang memiliki stabilitas harga, pekerjaan maksimum, stabilitas keuangan. Saya ingin menyerahkan kepada penerus saya sebuah ekonomi yang dalam kondisi baik,” tutup Powell.