Ekonom Proyeksikan BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,5 Persen karena Ini

ilustrasi bank.
Sumber :

Jakarta, VIVA – Sejumlah ekonom memproyeksikan Bank Indonesia (BI), akan menahan BI Rate alias suku bunga acuan di level 5,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juni 2025. Salah satu penyebab penahanan BI Rate yakni, konflik yang tengah memanas di Timur Tengah.

Bos Sritex Iwan Kurniawan Jadi Tersangka, Kejagung Ungkap Peran di Skandal Kredit Miliaran

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memproyeksikan BI akan mempertahankan BI Rate di level 5,5 persen. Menurutnya, saat ini BI tengah fokus pada transmisi suku bunga kebijakan ke suku bunga pinjaman bank.

"Kami memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,50 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan Juni 2025. BI diperkirakan akan fokus pada transmisi suku bunga kebijakan ke suku bunga pinjaman bank guna mendukung pertumbuhan ekonomi domestik," ujar Josua kepada VIVA Rabu, 18 Juni 2025.

6 Program Unggulan BI Perkuat Ekonomi dan Keuangan Syariah RI

Josua mengatakan, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga menjadi faktor penahanan BI Rate. Sebab ketegangan tersebut berpotensi memberikan tekanan ke rupiah.

Gedung Bank Indonesia (tampak depan)

Photo :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
Bursa Asia Bervariasi, Investor Berharap The Fed Pangkas Suku Bunga September 2025

"Meskipun ketidakpastian terkait perang dagang mulai mereda, ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat, yang berpotensi memicu kembali sentimen risk-off global dan memberikan tekanan baru pada rupiah," jelasnya.

Meski demikian, Josua menilai ke depan masih terdapat ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi melemah, inflasi terkendali, potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, dan sektor eksternal Indonesia yang relatif kuat.

"Kami memperkirakan BI akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada kuartal III-2025, membawa suku bunga kebijakan menjadi 5,25 persen, dan mempertahankannya pada level tersebut hingga akhir tahun," katanya.

Sementara itu, Ekonom Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky turut memproyeksikan BI akan menahan suku bunga kebijakannya pada bulan ini. 

"Bank Indonesia sebaiknya menahan suku bunga acuannya di 5,50 persen pada Rapat Dewan Gubernur Juni ini," ujarnya.

Riefky mengatakan, meski BI sudah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan lalu. Namun, inflasi Mei cenderung menurun setelah lewatnya faktor musiman di April. Selain itu juga, belum terlihat adanya kenaikan pertumbuhan kredit yang signifikan  suku bunga acuan. 

Ilustrasi pinjaman bank

Photo :
  • Unsplash

"Di saat yang sama, walaupun rupiah sudah menguat di beberapa minggu terakhir, masih ada risiko meningkatnya ketidakpastian di jangka pendek seiring dengan pengumuman Trump untuk melanjutkan negosiasi perdagangan dan munculnya tensi geopolitik baru di Timur Tengah," jelasnya.

Riefky menilai, BI perlu memperhatikan transmisi dan efektivitas dari pemotongan suku bunga acuan sebelumnya, sembari menjaga fokus dalam antisipasi dampak tekanan eksternal terhadap rupiah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya