Anindya Bakrie Pede IEU-CEPA Bakal Dongkrak Nilai Perdagangan RI-Uni Eropa
- VIVA.co.id/Fajar Ramadhan
Jakarta, VIVA - Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie meyakini, kesepakatan yang dicapai oleh Presiden RI, Prabowo Subianto dan President European Union (EU) Commission, Ursula Von der Leyen pada Minggu, 13 Juli 2025, berpotensi mendongkrak nilai perdagangan kedua pihak di masa mendatang.
Diperkirakan, total perdagangan Indonesia dan Uni Eropa (UE) yang mencapai EUR27 miliar pada tahun 2024, akan meningkat signifikan pada masa yang akan datang dengan pemberlakuan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) tersebut.
"Ini adalah sebuah breakthrough dalam perdagangan internasional di Indonesia dan Uni Eropa, yang telah memakan hampir satu dekade dalam negosiasi," kata Anindya dalam keterangannya, Senin, 14 Juli 2025.
Ketum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie
- VIVA.co.id/Fajar Ramadhan
Dia menjelaskan, pada tahun 2024, nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa (UE) mencapai US$30,1 miliar dollar AS atau EUR27,3 miliar, yang terdiri atas ekspor UE ke Indonesia senilai EUR9,7 miliar, dan impor UE dari Indonesia senilai EUR17,5 miliar.
Apabila melihat UE-Vietnam CEPA, total perdagangan kedua pihak naik sebesar 20 persen, yakni dari EUR56 miliar sebelum penandatangan CEPA kemudian naik ke EUR67 miliar setelah CEPA diratifikasi oleh Vietnam dan EU. Diperkirakan, tren yang sama bakal terjadi antara Indonesia dan UE.
Di era yg multipolar ini, lanjut Anin, berbagai perusahaan Indonesia dan para anggota Kadin harus memanfaatkan momentum ini untuk melakukan diversifikasi.
Menurutnya, para pelaku usaha harus aktif mengeksplorasi pasar baru, untuk meningkatkan perdagangan internasional guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Saya bertemu dengan CEO Business Europe yang merupakan Kadin-nya Eropa, Kadin Indonesia dan Business Eropa akan melakukan kolaborasi intensif agar pelaku usaha dan pemimpin bisnis di Uni Eropa dan Indonesia bisa memanfaatkan CEPA,” kata Anindya.
Hal itu misalnya pada berbagai sektor seperti tekstil, komoditas, palm oil, dan lain lain, yang penting dan sangat dibutuhkan oleh negara-negara di Uni Eropa.
“Ketika ketidakpastian ekonomi berkelindan dengan gejolak geopolitik, sebagai mitra bisnis, kita harus semakin mendekat satu sama lain. Hari ini kita mengambil langkah besar dalam kemitraan ini. Kita baru saja mencapai kesepakatan politik mengenai perjanjian perdagangan bebas yang ambisius," ujarnya.