Menperin: Ekspor Batik RI Tembus Rp 125 Miliar di Kuartal I-2025

[Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, saat ditemui di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Mei 2025]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita melaporkan, nilai ekspor batik Indonesia tercatat mencapai US$7,63 juta atau sekitar Rp 125 miliar (asumsi kurs Rp 16.382 per dolar AS), pada kuartal I-2025.

Dia mengatakan, capaian tersebut menunjukkan bahwa industri batik di Tanah Air tetap memiliki sinyal positif, utamanya sebagai salah satu produk ekspor unggulan Indonesia.

"Industri batik kita menunjukkan sinyal positif. Nilai ekspor batik tercatat sebesar US$7,63 juta, naik 76,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Agus dalam pembukaan Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025.

Muria Batik Kudus [Humas PT Pertamina (Persero)]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Selain pasar ekspor, Menperin mengatakan potensi besar juga ada di pasar dalam negeri. Hal itu seiring dengan tren di kalangan generasi muda Indonesia, yang menunjukkan bahwa batik kini digunakan tidak hanya untuk acara formal melainkan juga sebagai bagian dari fesyen sehari-hari.

"Ini peluang emas yang harus kita tangkap bersama, dengan inovasi desain, pendekatan pemasaran yang segar dan kualitas produk yang konsisten," ujarnya.

Menperin juga mengatakan, transformasi industri batik nasional juga mulai terlihat, antara lain melalui pemanfaatan teknologi seperti kompor listrik batik, katalog digital pewarna, pengolahan limbah skala kecil, serta mesin CNC untuk motif batik digital.

Langkah ini menurut Agus dinilai sangat penting, untuk menjaga keberlanjutan, efisiensi produksi, dan daya saing global. Karenanya, lanjut Agus, Kementerian Perindustrian juga akan terus berkomitmen untuk mendukung sektor batik nasional melalui berbagai program strategis.

Istri Wapres Borong Batik Merawit Karya Nasabah Binaan PNM Mekaar

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita

Photo :
  • NMAA

"Beberapa di antaranya seperti penyusunan buku batik; fasilitasi indikasi geografis; penumbuhan wirausaha baru IKM; penerapan industri 4.0; pembangunan dan revitalisasi sentra IKM; pengembangan SDM industri; program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan; serta fasilitasi promosi dan pameran," kata Agus.

HM Sampoerna Bukukan Laba Bersih Rp 2,1 Triliun di Semester I-2025

Selain itu, Menperin juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, dan akademisi, sebagai kunci keberhasilan dalam membangun ekosistem industri batik yang tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing.

"Dengan memperkuat ekosistem batik nasional, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga meletakkan fondasi bagi masa depan industri wastra Nusantara yang berkelanjutan," ujarnya. (Ant).

IEU-CEPA Rampung, Airlangga: Disahkan September 2025
Suasana kegiatan di terminal peti kemas (Foto ilustrasi).

BPS: AS Sumbang Surplus Neraca Perdagangan Terbesar RI di Semester I-2025

Amerika Serikat menjadi negara penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar bagi Indonesia, dengan nilai mencapai US$9,92 miliar di periode Januari-Juni 2025.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2025