Oracle PHK Besar-besaran, Lebih dari 3.000 Karyawan di Berbagai Negara Jadi Korban
- Times of India
Jakarta, VIVA – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri teknologi belum juga mereda. Kali ini, giliran Oracle yang kembali memangkas ribuan pegawai di berbagai belahan dunia.
Perusahaan perangkat lunak global itu disebut tengah melakukan restrukturisasi besar-besaran sebagai bagian dari penyesuaian prioritas bisnis dan tekanan biaya yang terus meningkat.
Menurut laporan DataCenter Dynamics, sebuah publikasi industri, Oracle telah memberhentikan lebih dari 3.000 karyawan.
“PHK yang dimulai pada Agustus kini meluas ke berbagai wilayah dan lini bisnis,” tulis laporan tersebut, seperti dikutip dari Times of India, Sabtu, 6 September 2025.
Dampaknya, dirasakan oleh para pekerja di berbagai negara seperti Amerika Serikat, India, Filipina, Kanada, hingga sejumlah wilayah Eropa.
Masih menurut DataCenter Dynamics, putaran PHK terbaru ini meluas hingga ke luar tim Oracle Cloud Infrastructure (OCI), yang sebelumnya juga mengalami pemangkasan.
“Dalam putaran baru ini, karyawan yang bekerja di Oracle Health (sebelumnya Cerner), arsitek, dan divisi korporat lainnya ikut terdampak,” ungkap laporan itu.
Di Filipina, seluruh tim dari Oracle Advanced Customer Services (ACS) serta NetSuite Global Business Unit (NSGBU) dilaporkan diberhentikan setelah dipanggil ke rapat yang disebut sebagai “Business Update”.
Sementara itu, di Amerika Serikat, PHK terutama menyasar karyawan di Oracle Health, termasuk peran di bidang Care Delivery dan Consulting.
Sebuah dokumen yang diajukan ke Departemen Keamanan Kerja Negara Bagian Washington mengonfirmasi adanya 101 PHK di Seattle.
Jumlah tersebut menambah 161 pemutusan hubungan kerja yang sudah diumumkan pada Agustus. Di India, karyawan di bagian teknologi dan fungsi dukungan juga terkena dampak pada pekan ini.
Meski hingga kini perusahaan belum merilis pernyataan resmi, laporan industri menyebut bahwa total lebih dari 3.000 pekerja di seluruh dunia telah diberhentikan.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya, Oracle mengakuisisi Cerner pada tahun 2022 dengan nilai US$28,3 miliar atau setara Rp464,1 triliun, dan menempatkan perusahaan teknologi kesehatan itu sebagai motor utama pertumbuhan.
Namun, gelombang PHK terbaru ini menandakan adanya restrukturisasi yang lebih luas di tengah perubahan prioritas korporasi dan tekanan efisiensi biaya.