Hati-hati! 5 Trik Licik Penipuan Online Ini Makan Korban Ratusan Orang Setiap Hari
- Freepik.com
Jakarta, VIVA – Transaksi digital kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari belanja online, transfer uang, hingga pembayaran tagihan, semua bisa dilakukan dengan mudah lewat genggaman.
Namun, di balik kenyamanan tersebut, ancaman penipuan online juga semakin meningkat. Kasus-kasus kejahatan siber membuat banyak orang harus lebih berhati-hati saat bertransaksi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, setiap harinya ada sekitar 700–800 kasus penipuan online di Indonesia. Sementara itu, Indonesia Anti-Scam Center (IASC) memperkirakan total kerugian akibat penipuan digital di tanah air mencapai sekitar Rp4,6 triliun sepanjang November 2024 hingga Agustus 2025.
Angka ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman kejahatan siber yang mengincar masyarakat luas. Untuk itu, penting memahami modus-modus yang paling sering digunakan penipu agar dapat lebih waspada.
Berikut lima modus penipuan online yang perlu diwaspadai, seperti dirangkum dari keterangan resmi DANA, Rabu, 10 September 2025.
Ilustrasi gadget/ponsel. (Unsplash.com/Utsman Media)
- vstory
1. Jangan Sampai Akunmu Diambil Alih Penipu
Salah satu modus paling berbahaya adalah pengambilalihan akun digital. Pelaku biasanya menggunakan phishing, malware, atau memanfaatkan kebocoran data untuk mendapatkan akses.
Setelah berhasil, mereka mengganti kata sandi dan menguasai akun korban, baik akun media sosial maupun dompet digital. Dampaknya bisa berupa kerugian finansial maupun penyalahgunaan identitas.
Tips aman: hindari mengklik tautan mencurigakan, periksa keaslian situs, gunakan kata sandi berbeda untuk setiap akun, serta aktifkan autentikasi berlapis.
2. Waspada Transaksi Palsu, Jangan Terkecoh Bukti Transfer
Modus transaksi palsu kerap dilakukan dengan mengirim bukti transfer atau resi palsu untuk menipu korban. Penipu biasanya mendesak agar barang segera dikirim atau pembayaran segera dilakukan.
Tips aman: selalu pastikan pembayaran dilakukan melalui kanal resmi, cek reputasi penjual, dan jangan terburu-buru mengirim barang sebelum konfirmasi diterima. Waspadai juga bukti transfer yang terlihat mencurigakan.
3. Hadiah Menggiurkan? Bisa Jadi Penipuan!
Notifikasi hadiah berupa uang atau barang elektronik sering kali digunakan untuk memancing korban. Penipu mengatasnamakan pihak resmi lalu meminta pembayaran “biaya administrasi” atau “pajak hadiah”.
Setelah korban membayar, penipu akan terus meminta uang tambahan, padahal hadiahnya tidak pernah ada. Tips aman: ingat bahwa perusahaan resmi tidak pernah meminta biaya di muka untuk hadiah. Jangan pernah membagikan data pribadi ke pihak yang tidak jelas.
4. Cermati Solusi Jasa Instan yang Berujung Rugi
Penawaran seperti pekerjaan online bergaji tinggi, pinjaman instan, hingga jasa isi ulang sering kali dijadikan kedok. Sekilas terlihat meyakinkan, tetapi sebenarnya palsu. Korban bisa kehilangan uang maupun data pribadi.
Tips aman: pastikan penyedia jasa memiliki legalitas jelas, gunakan platform resmi, dan jangan sembarangan membagikan informasi sensitif seperti KTP atau nomor rekening.
5. Hati-hati dengan Agen Customer Service Palsu
Modus lain adalah penipuan dengan berpura-pura menjadi agen layanan pelanggan. Penipu biasanya membuat situasi darurat agar korban panik, lalu meminta data pribadi, PIN, atau OTP.
Begitu informasi diberikan, akun korban bisa diakses dan digunakan untuk transaksi ilegal. Tips aman: selalu hubungi customer service melalui kanal resmi. Jangan pernah memberikan PIN atau OTP kepada siapapun, bahkan jika mengaku dari pihak perusahaan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, penipuan online pun ikut berevolusi. Data OJK dan IASC menunjukkan bahwa ancaman ini nyata dan merugikan banyak orang setiap hari.
Karena itu, kewaspadaan serta literasi digital menjadi kunci utama dalam melindungi diri dari kejahatan siber. Dengan mengenali modus-modus penipuan online, masyarakat diharapkan bisa lebih berhati-hati dan cerdas dalam bertransaksi digital, sehingga kenyamanan teknologi bisa dirasakan tanpa harus khawatir akan risiko kerugian.