Desa Energi Berdikari Uma Palak, Bertani di Tengah Kota dengan Tenaga Surya

Melalui program DEB, Pertamina memberikan solusi penerapan teknologi
Sumber :
  • Pertamina

VIVA – PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Pertamina Patra Niaga bersama para petani di Denpasar Utara, Bali, bersinergi menghadapi tantangan alih fungsi lahan dan krisis air dengan inovasi energi terbarukan.

Pertamina Catat Puluhan Desa Energi Berdikari Tingkatkan Ekonomi Masyarakat hingga Ratusan Juta per Tahun

Melalui program Desa Energi Berdikari (DEB) Uma Palak Lestari, Pertamina memberikan solusi penerapan teknologi irigasi modern berbasis tenaga surya dan mikrohidro.

Salah satu inovasinya melalui Sistem Suplai Energi Manajemen Irigasi Uma Palak (SIUMA), yang memanfaatkan sensor kelembaban tanah berbasis IoT. Sensor ini terhubung ke grup WhatsApp petani sehingga pengambilan keputusan irigasi dapat dilakukan secara real-time, menggunakan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan mikrohidro.

Cara Pertamina Dorong Kinerja Ekspor Puluhan UMKM Binaan

Selain sistem irigasi, Pertamina juga memberikan dukungan berupa alat penggiling gabah bertenaga surya, tambahan kapasitas PLTS sebesar 6,6 kWp, serta baterai 20 kWh. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Todotua Pasaribu.

ESDM ke SPBU Swasta: Mau Kosong sampai Akhir Tahun atau Sepakat dengan Pertamina?

“Dengan adanya pertanian berkelanjutan yang memanfaatkan energi ramah lingkungan dan teknologi tepat guna, saya melihat program ini mendorong hilirisasi hasil pertanian. Tidak hanya tanam, tapi juga olah, kemas, dan jual, sehingga produk petani bernilai lebih tinggi,” ujar Todotua.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa Uma Palak Lestari merupakan bagian dari 176 DEB yang tersebar di seluruh Indonesia, di mana 106 di antaranya fokus pada ketahanan pangan.

“Program Uma Palak Lestari dirasakan manfaatnya oleh 408 warga, termasuk 24 petani perempuan. Mulai dari penyediaan energi terbarukan, penerapan teknologi, pelatihan pertanian organik, hingga peningkatan pendapatan melalui ekowisata,” jelas Fadjar.

Dampak kebermanfaatan masyarakat juga dirasakan masyarakat setempat. I Gede Sudi Arcana, Lurah Peguyangan, menyebutkan inovasi ini berhasil menekan biaya operasional hingga Rp700 ribu per bulan dan meningkatkan produksi padi organik sebesar 2,3 kali lipat, dari 5,1 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha.

“Kini lima hektar sawah padi organik dikelola berkelanjutan dengan omzet Rp476 juta per tahun,” ungkap Arcana.

Dengan tambahan kapasitas PLTS dan peralatan tani bertenaga surya, penghasilan petani diproyeksikan naik 20% menjadi Rp574 juta per tahun. Capaian ini menandai Uma Palak Lestari siap menuju kemandirian energi dan ekonomi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya