UMKM Tak Gentar Hadapi AI

UKM/UMKM go digital.
Sumber :
  • The Financial Express

Jakarta, VIVA – Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kini menjadi tulang punggung perekonomian Asia Tenggara.

Krisis Pasar Kerja Bukan Cuma Gara-gara AI, Ini Faktor Tersembunyi yang Perlu Diwaspadai

Perkembangan teknologi digital, terutama kecerdasan buatan (AI), semakin membuka peluang bagi sektor ini untuk tumbuh dan bersaing.

Menjawab kebutuhan tersebut, ASEAN Foundation meluncurkan program AI for MSME Advancement in ASEAN (AIM ASEAN).

Ralali Group Kolaborasi dengan KOSME Perluas Pasar Produk UMKM Korsel di Indonesia

Program tersebut bekerja sama dengan sembilan organisasi dari negara-negara ASEAN dan menargetkan pelatihan AI bagi 100 ribu pelaku UMKM di kawasan Asia Tenggara.

"Pelatihan ini dirancang khusus untuk menjawab tantangan nyata yang dihadapi UMKM. Materinya fokus pada penerapan AI untuk meningkatkan efisiensi operasional, penjualan online, dan pengelolaan keuangan,” kata Piti Srisangnam, direktur eksekutif ASEAN Foundation, Rabu, 1 Oktober 2025.

UMKM Binaan Pertamina Kantongi Omzet Rp 4,7 Miliar di Inacraft 2025, Naik 62 Persen

Menurutnya, pelatihan AIM ASEAN disusun dengan pendekatan praktis dan menyesuaikan konteks lokal masing-masing negara.

Harapannya, para pelaku UMKM bisa langsung mengaplikasikan AI dalam operasional harian mereka untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Tak hanya pelatihan, program ini juga akan menggelar forum nasional dan regional yang melibatkan pembuat kebijakan dan para pakar. Tujuannya, membangun ekosistem yang mendukung perkembangan UMKM berbasis AI.

"Program ini merupakan hasil kolaborasi ASEAN Foundation dengan Asian Venture Philanthropy Network (AVPN), serta didukung oleh Google.org dan Asian Development Bank (ADB),” tutur Srisangnam.

Ia pun optimis, AIM ASEAN menjadi langkah strategis untuk mempersiapkan UMKM menghadapi era digital sekaligus mendukung visi besar ASEAN Vision 2045, yaitu menciptakan ekonomi regional yang tangguh, inklusif, dan berorientasi masa depan.

"Membantu UMKM memanfaatkan AI bukan hanya soal peningkatan efisiensi, tapi juga untuk mendorong kesejahteraan jangka panjang di Asia Tenggara,” tegasnya.

Senada, CEO AVPN Naina Subberwal Batra, menyampaikan jika transformasi tenaga kerja di era AI adalah tanggung jawab bersama, melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan organisasi berbasis dampak.

"Melalui AI Opportunity Fund, kami bekerja dengan mitra lokal yang memahami kebutuhan komunitas dan sektor masing-masing. Ini penting agar pelatihan tetap relevan, inklusif, dan mudah diakses,” ungkapnya.

Program AIM ASEAN berlangsung selama dua tahun dan merupakan bagian dari AI Opportunity Fund: Asia-Pacific Phase 2.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya