Ilmuwan: Alien Bukan Ancaman untuk Agama

Maket yang menunjukkan rupa sebuah alien di Museum of Science, AS
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews -- Bukti keberadaan mahluk luar angkasa (alien), yang disampaikan banyak pakar, tidak lagi mencengangkan manusia. Tidak lagi membuat manusia panik. Mengapa? Jawabannya adalah kemajuan teknologi yang begitu pesat.

Daftar Promo Ban Motor FDR di IMOS 2025

Psikolog terkemuka, Dr Albert Harrison dari University of California Davis menegaskan bahwa tahun 1961, pemerintah Amerika Serikat memperingatkan bahwa  bukti keberadaan alien akan menciptakan kepanikan massal.

Tapi kini peringatan itu tidak relevan lagi. Manusia modern, kata Harrison, justru senang atau bahkan tidak peduli jika keberadaan alien saat ini sudah bisa dibuktikan. Kemajuan teknologi menjadikan berita-berita tentang alien tidak lagi menakutkan.

"Penemuan ETI (extra-terrestrial intelligence) tidak begitu     mengejutkan bagi generasi yang terbiasa dengan mesin pengolah kata, kalkulator elektronik, avatar dan telepon genggam," kata Harrison seperti dimuat dalam jurnal ­Philosophical Transactions of the Royal Society.

Generasi teknologi, lanjutnya, "Beda dengan generasi yang tumbuh ditemani mesin tik, penggaris, mistar hitung, telepon umum, dan boneka kain."

Dia menambahkan, orang-orang sudah terbiasa dengan ide ET sejak organisasi pencari Alien, SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence), mengklaim mendengar sinyal radio alien 50 tahun lalu.

Saking terbisanya dengan alien, setengah populasi AS dan Eropa yakin alien memang ada, dan sebagian bahkan percaya penampakan UFO yang dilaporkan ada hubungannya dengan kedatangan alien ke Bumi.

Artikel kedua dalam jurnal yang sama ditulis oleh Ted Peters, ahli teologi Pacific Lutheran Theological Seminary di Berkeley, California.

Dalam tulisannya, Peters mengatakan, penemuan alien bukanlah ancaman bagi agama-agama di dunia.

Ini berdasarkan hasil survei terhadap 1.300 pemeluk agama berbeda di seluruh dunia.  "Jelas, mayoritas pemeluk agama, lepas dari apa agamanya, tidak melihat kontak dengan mahluk angkasa luar sebagai ancaman bagi keyakinan mereka."

Pakar evolusi Professor Simon Conway Morris dari Cambridge University berpendapat sebaiknya. Menurut dia, kemungkinan adanya mahluk cerdas mirip manusia di luar angkasa sangat kecil.

Jika evolusi terjadi di tiap bagian jagad raya, tak mungkin ada  penjelajah langit yang datang dari bagian yang lebih tua di alam semesta.

"Itu tidak terjadi, dan tidak akan terjadi. Kita tak pernah dikunjungi mahluk asing, dan tak perlu repot-repot membuat panitia penyambutan untuk mereka." "Mereka tidak ada, dan kita sendiri."

Perjalanan Haji bukan tentang Pelayanan Semata

(The Sun, Daily Mail)

Satreskrim Polres Pacitan mengevakuasi jasad dari hutan Desa Temon

Wawan Kabur usai Bunuh Keluarga Mantan Istri, Kini Ditemukan Tewas di Hutan

Polisi memastikan jasad yang ditemukan di hutan Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Kamis, adalah Wawan, pelaku pembunuhan keluarga mantan istrinya.

img_title
VIVA.co.id
25 September 2025