Peringatan 1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan
- Antara
Malang, VIVA – Pemain, ofisial, hingga manajemen Arema FC memanjatkan doa bersama bagi 135 korban Tragedi Kanjuruhan, sekaligus memperingati "1.000 Hari" kejadian tersebut, yang diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Kamis.
"Inti dari pembacaan doa ini adalah untuk mendoakan (korban) saat tragedi kemarin," kata General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi di Malang.
Pelaksanaan doa bersama itu dilakukan setelah berakhirnya sesi latihan Arema FC. Terlihat pemain asing milik klub berjuluk Singo Edan, seperti Lucas Frigeri dan Thales Lira mengikuti prosesi sakral tersebut.
Selain pemain hingga jajaran manajemen Arema FC, terlihat juga perwakilan dari jajaran Presidium Aremania Utas yang ikut bergabung di dalam agenda doa bersama itu.
Sebagaimana diketahui, Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 menjadi catatan kelam kelam di dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Tragedi Kanjuruhan pecah setelah berakhir pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Pada peristiwa itu menyebabkan 135 orang harus kehilangan nyawa.
Tragedi Kanjuruhan pun mendapatkan atensi besar, tak hanya dari federasi sepak bola dalam atau PSSI tetapi juga tataran pemerintah di tingkat pusat dan daerah.
Publik internasional pun turut menyoroti kejadian tersebut, termasuk dari beberapa barisan suporter klub sepak bola luar negeri.
Ungkapan dan ucapan duka cita mengalir tidak hanya secara langsung tetapi juga melalui dunia maya.
Kolom jagat media sosial saat itu dipenuhi dukungan terhadap korban, sekaligus tuntutan agar kasus ini bisa diusut dengan tuntas sebagaimana mekanisme hukum yang berlaku.
Di sisi lain, Yusrinal menyatakan bahwa doa bersama ini diselenggarakan juga untuk memperingati tradisi Jawa, yakni malam satu suro atau "suroan".
"Ada bacaan doa akhir dan awal tahun yang kami panjatkan," ucapnya.
Sementara itu, sejumlah masyarakat di Kota Malang juga memperingati "1.000 Hari" Tragedi Kanjuruhan dengan melakukan aksi damai di depan balai kota setempat.
Prosesi itu dibalut di dalam agenda "Kamisan". Masyarakat yang mengikuti kegiatan di mayoritas mengenakan pakaian hitam.
Beberapa dari mereka turut membawa spanduk maupun poster yang salah satunya bertuliskan jumlah korban Tragedi Kanjuruhan sebanyak 135 orang. (ant)