Liga Putri Indonesia Mati Suri, Erick Thohir: Talentanya Belum Cukup
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
VIVA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, buka suara menanggapi kritik tajam soal belum bergulirnya Liga Putri Indonesia. Ia menegaskan tak ingin gegabah hanya karena tekanan publik. Menurut Erick, membangun kompetisi butuh fondasi yang kuat agar tak kembali terhenti di tengah jalan.
Pernyataan itu disampaikan Erick usai menyaksikan laga Timnas Putri Indonesia yang takluk 0-2 dari Pakistan pada Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Rabu malam, 2 Juli 2025.
“Liganya jalan nanti mati lagi. Jadi, saya dengan tekanan, dihujat, Liga Putri tidak jalan, saya tidak berpikir tergesa-gesa,” ujar Erick kepada wartawan.
Mantan Presiden Inter Milan itu menegaskan, tanggung jawabnya sebagai pimpinan federasi bukan hanya soal kompetisi, tapi membangun ekosistem sepak bola perempuan secara menyeluruh — mulai dari timnas hingga pembinaan akar rumput (grassroots).
“Saya sebagai Ketua PSSI punya tanggung jawab lebih besar. Membangun tim nasional, membangun grassroots, baru liganya ada,” tegasnya.
Erick juga menjelaskan bahwa salah satu alasan utama Liga Putri belum bisa digelar adalah keterbatasan jumlah talenta yang tersedia. Ia menyebut, jika dipaksakan, kompetisi justru akan mati suri seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
"Sepak bola perempuan ini sudah mati suri cukup lama. Kalau hanya sekadar ayo Liga Putri, dibangun satu tahun terus berhenti karena talentanya tidak ada, ya percuma," katanya.
Erick bahkan mengungkapkan bahwa Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ariefatul Chusnah, turut menanyakan hal serupa usai pertandingan.
“Saya sudah jawab juga ke Ibu Menteri. Kita lihat, jumlah pemainnya belum cukup. Mau dipaksakan juga tidak mungkin,” tuturnya.
PSSI, lanjut Erick, saat ini tengah fokus membentuk kerangka tim nasional yang solid serta memperkuat pembinaan usia dini, agar ketika Liga Putri diluncurkan, bisa berkelanjutan dan punya dampak nyata bagi kemajuan sepak bola perempuan di Indonesia.