Penyebab Piala Indonesia Mati Suri

Ketua Umum PSSi, Erick Thohir
Sumber :
  • Media PSSI

VIVA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, akhirnya buka suara soal mandeknya penyelenggaraan Piala Indonesia. Turnamen lintas kasta yang terakhir digelar pada 2019 itu hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda kembali dilaksanakan.

Terpopuler: Rashford Gabung Barcelona, Perampas Spanduk untuk Erick Thohir

Menurut Erick, salah satu penyebab utamanya adalah padatnya jadwal kompetisi di tengah tantangan geografis dan logistik yang dihadapi klub-klub Indonesia.

"Saya sangat welcome [dengan Piala Indonesia]. Tapi ingat, Liga 1 itu 18 klub, coba di Asia Tenggara yang 18 klub itu siapa? Kayaknya tidak ada. Kemudian soal geografis kita dari ujung ke ujung delapan jam naik pesawat, bukan naik mobil," ujar Erick.

Talenta Muda Sepakbola Putri Adu Gengsi di Piala Pertiwi U14 & U16 All Stars 2025

Tak hanya soal jumlah peserta dan kondisi geografis, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini menyoroti dinamika kompetisi tingkat regional yang ikut memengaruhi kalender sepak bola nasional.

"Sekarang tidak tanggung-tanggung, kompetisi AFC ada tiga tingkat, lalu ada AFF juga di tengah-tengah. Itu bagaimana mengaturnya? Habis main Minggu, Senin sudah berangkat ke Vietnam atau China. Rabu malam main, Kamis pulang sampai sini lagi Jumat, main lagi hari Minggu," katanya.

Mantan Petinggi J League Masuk LIB, Mampukah Liga Indonesia Lebih Baik

Erick menambahkan bahwa tantangan logistik dan minimnya kedalaman skuad juga menjadi kendala besar jika Piala Indonesia dipaksakan digelar saat ini.

"Saya rasa ini [persoalan] biaya untuk logistik. Kemudian kalau ada pemain cedera, apalagi pemain Timnas cedera, pengganti tidak ada tapi kolam talenta kami tipis. Ini realitanya, begitu lho," ucapnya.

Di tengah tekanan dari publik dan pelaku sepak bola yang berharap turnamen ini bisa kembali digulirkan, Erick menegaskan bahwa dirinya tak gentar menerima kritik.

"Jadi silakan saja jika mau ada Piala Indonesia masuk kalender. Tapi seperti tadi [kondisinya], saya tidak takut dihujat karena saya percaya proses," ungkapnya.

Ia pun menekankan bahwa dukungannya terhadap Piala Indonesia tetap ada. Namun, realitas di lapangan perlu jadi pertimbangan utama.

"Ini pola pikir yang sama-sama harus didudukkan, tidak ada salah dan benar. Saya mendukung Piala Indonesia, hanya kalendernya yang kapan?" pungkas Erick

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya