Pengakuan Jujur Guardiola: Musim Ini yang Terberat Dalam 16 Tahun Melatih
- AP Photo/Ian Hodgson
VIVA – Manajer Manchester City, Pep Guardiola, mengakui bahwa musim ini menjadi tantangan terberat dalam 16 tahun karier kepelatihannya. Di tengah segudang prestasi bersama Barcelona, Bayern Munich, dan City sendiri, pelatih asal Spanyol itu menghadapi kenyataan pahit.
Timnya gagal bersaing dalam perebutan gelar Liga Inggris dan tersingkir lebih awal dari Liga Champions.
"Ini musim paling sulit, itu sudah pasti," kata Guardiola, yang telah mengoleksi 18 trofi bersama City dan total 39 gelar sepanjang kariernya.
“Musim ini jauh lebih menuntut—secara emosional, dalam persiapan, dan dalam menjaga suasana tim.”
City, yang merajai Premier League dalam empat musim terakhir, kali ini justru terseok-seok.
Sempat hanya meraih satu kemenangan dalam 13 laga di akhir tahun 2024 dan menelan sembilan kekalahan, performa The Citizens merosot drastis. Kekalahan dari Nottingham Forest pada Maret menjadi yang ke-15 dari 30 pertandingan.
Menurut Guardiola, berbagai faktor menjadi penyebab penurunan performa, mulai dari badai cedera—terutama absennya gelandang andalan Rodri—hingga menurunnya performa individu sejumlah pemain. Namun, ia tak menutup mata terhadap tanggung jawabnya sendiri.
“Saya tidak bisa menemukan cara agar para pemain merasa nyaman dan memenangkan pertandingan,” ujarnya. “Saya kecewa pada diri sendiri. Ketika segala sesuatunya tidak berjalan baik, saya harus membuktikan diri lagi. Hidup tidak berjalan dengan mengandalkan kenangan.”
Meski demikian, Guardiola menegaskan timnya belum menyerah. Saat ini City masih berpeluang mengamankan posisi lima besar, meraih trofi Piala FA, dan berburu gelar di Piala Dunia Antarklub.
"Kami masih berjuang untuk lolos ke Liga Champions—itu adalah hadiah besar. Dan kami juga masih di Piala FA. Mungkin musim ini tidak ideal, tapi bisa saja berakhir dengan catatan positif," pungkasnya jelang laga tandang ke markas Southampton.