Nasib Tragis Sampdoria: Mantan Klub Kurniawan Dwi Yulianto Harus Terjerembab ke Serie C

Pemain Sampdoria
Sumber :
  • Instagram @sampdoria

Italia, VIVA – Sampdoria, salah satu klub legendaris Italia yang pernah merajai Serie A dan dihuni oleh para pemain besar dunia, kini harus menelan kenyataan pahit: terdegradasi ke Serie C, kasta ketiga dalam sistem kompetisi sepak bola Italia. Kejatuhan ini menjadi babak kelam dalam sejarah klub yang pernah berdiri di puncak kejayaan sepak bola Italia dan Eropa.

Pernah Menjadi Raja Italia
Sampdoria mencapai puncak kejayaannya pada musim 1990/1991, ketika berhasil menjuarai Serie A untuk pertama kalinya. 

Di bawah arahan pelatih Vujadin Boškov, klub yang bermarkas di Stadion Luigi Ferraris ini tampil luar biasa, mengalahkan tim-tim kuat seperti AC Milan, Inter, dan Juventus. Musim itu, mereka diperkuat oleh dua ikon besar: Roberto Mancini dan Gianluca Vialli — duet maut yang menjadi tulang punggung serangan Sampdoria.

Gianluca Vialli

Photo :
  • google

Kemenangan tersebut mengantar mereka tampil di Piala Champions (sekarang Liga Champions UEFA) musim berikutnya. Sampdoria bahkan mencapai final tahun 1992 di Wembley, meski akhirnya harus mengakui keunggulan Barcelona lewat gol Ronald Koeman di babak perpanjangan waktu.

Diperkuat Para Legenda Dunia
Selain Mancini dan Vialli, Sampdoria juga menjadi rumah bagi banyak pemain bintang. Di antaranya Juan Sebastián Verón, gelandang elegan asal Argentina yang menjadi andalan klub pada akhir 1990-an sebelum hijrah ke Lazio dan kemudian Manchester United.

Menariknya, klub ini juga pernah diperkuat oleh salah satu bintang sepak bola Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, pada awal tahun 1990-an. 

Bomber legendaris Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto

Photo :
  • wordpress

Meskipun tidak sempat bermain di tim utama di Serie A, keberadaan Kurniawan di Sampdoria Primavera (tim muda) menjadikannya salah satu pelopor pemain Indonesia di Eropa.

Kejatuhan Menuju Serie C
Namun kejayaan itu kini tinggal kenangan. Dalam beberapa tahun terakhir, Sampdoria mengalami penurunan performa dan krisis manajemen. Musim 2022/2023, klub ini terdegradasi dari Serie A ke Serie B setelah tampil buruk sepanjang musim.

Kondisi finansial yang kacau, pergantian kepemilikan, dan ketidakstabilan di level pelatih turut memperparah situasi. Dan pada musim 2024/2025, nasib Sampdoria semakin terpuruk. 

Gagal bersaing di Serie B, mereka resmi terdegradasi ke Serie C, kasta ketiga kompetisi sepak bola Italia — sebuah level yang jauh dari status historis mereka sebagai juara Italia dan finalis Eropa.

Masa Depan yang Suram atau Awal Kebangkitan?

Keterpurukan Sampdoria menjadi pengingat keras bahwa sejarah besar tak menjamin masa depan cerah tanpa manajemen yang baik. 

Klub legendaris seperti Parma, Palermo, hingga Bari pun pernah merasakan nasib serupa, namun mampu bangkit kembali.

Venezia dalam Situasi Sulit, Jay Idzes Tak Mau Pesimistis

Pertanyaannya sekarang, mampukah Sampdoria bangkit dari keterpurukan ini? Para pendukung setianya tentu berharap klub kebanggaan kota Genoa itu segera kembali ke jalur kejayaan. 

Tetapi jalan menuju sana tidak akan mudah. Butuh restrukturisasi total dari segi finansial, manajemen, dan pemain.

Venezia di Ujung Tanduk, Jay Idzes Masih Pede Lolos dari Degradasi

Penutup

Sampdoria adalah simbol romantisme sepak bola Italia era 90-an. Dari kejayaan di Serie A hingga kegagalan hari ini, kisah mereka mencerminkan betapa keras dan tak terduganya dunia sepak bola. 

Catatan Mengerikan Como Jadi Tim Terbaik Serie A

Namun seperti kata pepatah Italia: “Dopo la pioggia viene il sole” — setelah hujan, matahari akan datang. Para pecinta sepak bola dunia kini hanya bisa berharap bahwa sinar matahari akan kembali bersinar di Luigi Ferraris.


 

Pemain Como 1907, Gabriel Strefezza

Klub Milik Bos Djarum Ikut Pegang Kunci dalam Penentuan Scudetto Musim Ini

Inter Milan akan menghadapi laga penentuan Scudetto pada pekan terakhir Serie A 2024/25 dengan bertandang ke markas Como 1907

img_title
VIVA.co.id
21 Mei 2025