10 Fakta Waisak Umat Buddha, Menarik untuk Diketahui
- ANTARA FOTO/Hendra Nurdiansyah
VIVA – Fakta Waisak umat Buddha sepertinya menarik untuk kita bahas kali ini. Waisak yang merupakan hari raya terpenting dalam tradisi Buddha. Di mana Waisak dirayakan di seluruh dunia oleh kedua cabang agama Buddha yakni, Theravada dan Mahayana.
Begitu banyak tradisi kepercayaan membanggakan diri pada ritual tertentu yang dilakukan oleh semua pengikut pada hari yang sama. Sebaliknya, Waisak seperti kebanyakan hari raya umat Buddha sangat dipengaruhi oleh beragam budaya yang ada.Â
Perayaan Waisak 2555 BE
- ANTARA/ Nyoman Budhiana
Dalam perayaan Waisak ini biasanya umat Buddha akan melakukan berbagai tradisi dan ritual tertentu. Dan biasanya dipengaruhi darimasing-masing budaya yang ada. Sehingga, begitu banyak cara agar umat Buddha bisa menikmati Waisak di berbagai negara.
Jika kalian penasaran, ingin tahu bagaimana perayaannya, berikut ini akan kami sajikan sederet fakta waisak umat Buddha, yang menarik untuk diketahui, seperti yang dikutip dari laman Multicultural Kids.
1. Waktu Perayaan Waisak
Waisak dirayakan pada bulan purnama di bulan lunar, yang berarti Waisakha. Di mana perayaan ini biasanya bertepatan dengan bulan Mei dalam kalender Gregorian. Namun, tanggal pasti di negara mana pun bergantung pada kalender mana yang digunakan (Cina, India, dan lain sebagainya), serta perayaan bulan purnama setempat.Â
Ketika ada dua bulan purnama dalam satu bulan, beberapa negara merayakannya pada bulan purnama pertama, sementara yang lain merayakannya pada bulan kedua. Di Taiwan, hari Minggu kedua di bulan Mei (Hari Ibu) ditetapkan sebagai hari perayaan Waisak. Jika tahun kabisat, Waisak sering terjadi pada bulan Juni.Â
2. Tradisi Waisak
Adapun tradisi khas Waisak yang ada, beberapa di antaranya meliputi, mengunjungi kuil Buddha, membuat persembahan bunga, uang, dan dupa, membaca/belajar tentang kehidupan Buddha, menonton/berpartisipasi dalam parade, mendengarkan ajaran Buddha oleh para biksu dan lama.
Tidak hanya itu, tapi juga terlibat dalam meditasi mendalam, kemudian membuat kontribusi amal, serta tak lupa melantunkan mantra dan tarian.
Tradisi lainnya juga umat Buddha kerap menghadiri pertunjukan teater atau pertunjukan wayang, dan mendedikasikan kembali diri Anda pada cara hidup Buddhis sebagaimana diuraikan dalam Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Berunsur Delapan.Â