Dana Darurat, Investasi, dan Asuransi, Ternyata Ini yang Harus Didahulukan agar Keuangan Stabil
- Pixabay
2. Asuransi
Sama halnya dengan dana darurat, asuransi adalah produk keuangan yang bertugas untuk menjaga keuangan agar tidak rentan berantakan saat terkena masalah finansial. Karenanya, asuransi wajib dijadikan sebagai prioritas kedua yang harus disiapkan semua orang agar mendapatkan kondisi keuangan yang kondusif.
Pada umumnya, terdapat 2 jenis asuransi yang wajib dimiliki, yaitu asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Dengan asuransi kesehatan, Anda akan terjamin bisa mendapatkan pengobatan di rumah sakit ketika terkena penyakit, kecelakaan, atau lain sebagainya. Sementara asuransi jiwa mampu memberikan santunan terhadap pihak keluarga yang ditinggalkan ketika pemegang polis meninggal dunia atau mengalami cacat total permanen hingga tak mampu lagi bekerja.
Tentunya, ada beragam jenis asuransi lain yang penting untuk didapatkan tergantung dari kebutuhan, seperti, asuransi mobil, properti, dan sebagainya. Yang terpenting, prioritaskan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa baru jenis asuransi lainnya yang juga dibutuhkan. Untuk alokasi dana asuransi ini sendiri siapkan paling tidak 10 persen penghasilan tiap bulan agar kebutuhan lain yang tak kalah pentingnya tetap terpenuhi.
3. Investasi
Setelah dana darurat dan asuransi terpenuhi, baru Anda boleh mengalokasikan sejumlah pendapatan untuk melakukan investasi. Melalui investasi, Anda berpeluang untuk bisa meningkatkan aset yang disimpan pada instrumen tertentu melebihi laju inflasi. Tidak hanya itu, investasi juga bisa digunakan untuk mempercepat proses mencapai target keuangan yang ingin diraih, baik dalam jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.
Namun, perlu dipahami jika investasi juga memiliki risiko kerugian yang harus bisa diantisipasi. Caranya dengan menyesuaikan instrumen yang dipilih dengan profil risiko, jangka waktu investasi, tujuan, dan juga kondisi keuangan. Selain itu, pastikan untuk mendiversifikasi portofolio dengan membagi dana investasi ke sejumlah instrumen berbeda agar nilainya tak berisiko menurun drastis saat kondisi pasar saham tidak stabil.
Sebenarnya, mengumpulkan dana darurat juga bisa dilakukan melalui investasi dengan memilih instrumen berisiko rendah misalnya melalui investasi reksadana, deposito, atau instrumen lain dengan iimbal hasil stabil, dan mudah untuk dicairkan. Akan tetapi, agar lebih aman, usahakan untuk memenuhi dulu dana darurat hingga 50 persen dari target, baru mulai berinvestasi sembari mengumpulkan dana darurat hingga 100 persen.