Kabar Baik Datang dari Gletser Kiamat

Gletser.
Sumber :
  • dw

VIVA Tekno – Gletser Antartika yang dijuluki 'Gletser Kiamat' dilaporkan mencair lebih lambat dibanding prediksi sebelumnya. Julukan mengerikan ini disematkan karena adanya potensi bencana kenaikan air laut yang ekstrem, yang diakibatkan dari bongkahan es raksasa tersebut.

Kades Kohod Didakwa Jualbelikan Lahan Laut Jadi Daratan Fiktif

Gletser Thwaites di Antartika Barat masih bermasalah. Dua studi baru yang diterbitkan pada 15 Februari di jurnal Nature mengungkapkan bahwa gletser diisolasi dari pencairan yang paling cepat, di mana bagian bawahnya telah terpahat menjadi teras-teras ceruk yang dramatis.

Gletser Thwaites berada di atas cekungan batuan dasar seperti mangkuk yang miring ke atas menuju laut, yang berarti sebagian besar esnya berada di bawah permukaan laut. 

Penyu-lamat 2025: Aksi Sukarelawan Karyawan Telkom Edukasi Sampah dan Konservasi Penyu di Pantai Pelangi Yogyakarta

Oleh karena itu, jika gletser mundur terlalu jauh ke belakang, gletser dapat runtuh dengan cepat, yang secara langsung berkontribusi pada kenaikan permukaan laut setinggi 1,6 kaki (0,5 meter) selama beberapa abad, Craig McConnochie yang menyertai dua studi baru. 

Kedua studi tersebut dilakukan sebagai bagian dari Kolaborasi Gletser Thwaites Internasional, upaya bersama Inggris dan Amerika Serikat untuk mengukur Gletser Kiamat. 

Alaska Hadapi Potensi Banjir Akibat Gletser, 30 Ribu Warga Mengungsi

Untuk studi, para peneliti mengebor lubang sedalam 1.925 kaki (587 m) melalui bagian terapung gletser, sekitar 1,2 mil (2 kilometer) dari tempat gletser menyentuh dasar laut.

Mereka kemudian memasang instrumen 4,9 kaki (1,5 m) di bawah bagian bawah es untuk mengukur suhu, konsentrasi garam, kecepatan aliran air, dan laju lelehan, sebagaimana melansir dari situs Live Science, Jumat, 17 Februari 2023.

Gletser.

Photo :
  • dailymail.co.uk

Para peneliti menemukan bahwa selama periode pengamatan sembilan bulan, tingkat pencairan es di bagian gletser yang relatif horizontal ini lebih lambat daripada yang diprediksi model komputer, sekitar 6,5 hingga 16,4 kaki (2 hingga 5 m) kehilangan es per tahun. 

Alasan laju pencairan yang lebih lambat dari perkiraan ini adalah karena bagian bawah es dilapisi oleh lapisan air lelehan segar. 

Stratifikasi ini melindungi lapisan es dan memperlambat laju pencairan meskipun suhu lautan tetap beberapa derajat di atas titik lelehnya, tulis McConnochie dalam tajuk rencana. 

Lubang bor juga memungkinkan para ilmuwan untuk mengintip ke dunia bawah es untuk penelitian kedua. Britney Schmidt, seorang ilmuwan Bumi dan atmosfer di Universitas Cornell dan rekan-rekannya menggunakan lubang tersebut untuk meluncurkan robot silinder bernama Icefin di bawah rak es untuk menyelidiki zona landasan yang sulit dijangkau. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya