Kembali WFO Tanpa Khawatir Penjahat Siber

Peretas atau hacker berhasil membobol data pribadi.
Sumber :
  • BankInfoSecurity

VIVA Tekno – Setelah angka pandemi Covid-19 mereda, banyak dari pekerja diharuskan kembali ke kantor. Tapi ada juga beberapa yang melaksanakan metode hybrid, yakni campuran antara online dan offline. 

Pemprov Aceh Terapkan WFH Bagi ASN dan Siswa Selama PON 2024

Kerja hybrid sebenarnya tidak sepenuhnya baru dan banyak karyawan yang ingin menerapkannya. Pada saat yang sama, perusahaan juga mulai beradaptasi setelah metode tersebut berjalan cukup baik selama dua tahun.

Tren ini dilihat para penjahat siber sebagai keuntungan. Dengan jutaan data berharga yang dibawa oleh karyawan, ini mungkin terasa seperti waktu terbaik bagi kriminal dunia maya untuk meluncurkan serangan terhadap mangsa empuk mereka.

Layanan Ini Gabungan 3 Teknologi, Ada Unsur Intelijen

Pada tahun 2020, terjadi peningkatan secara global dalam jumlah orang yang menggunakan alat akses jarak jauh seperti protokol desktop jarak jauh atau RDP (remote desktop protocol), salah satu protokol tingkat aplikasi paling populer untuk mengakses workstation atau server Windows.

Perangkat awalnya dirancang sebagai alat administrasi jarak jauh. Penjahat kemudian menargetkan RDP untuk menembus komputer target dengan mengeksploitasi kesalahan konfigurasi pada pengaturan atau kerentanan seperti kata sandi yang lemah.

Kepala BSSN Klaim Sudah Prediksi Serangan Ransomeware di 2024

Ilustrasi Work From Home (WFH)

Photo :
  • Shutterstock

Pada tahun yang sama, ada sekitar 147.565.037 upaya serangan RDP terhadap pengguna Kaspersky di Asia Tenggara. Ketika karyawan perlahan mulai melakukan hybrid pada tahun 2021, upaya tersebut naik menjadi 149.003.835. 

Hingga akhirnya di tahun kemarin ketika pembatasan pandemi dicabut, upaya serangan RDP turun menjadi 75.855.129 atau sebesar 49 persen dari tahun sebelumnya.

"Di antara banyak pembelajaran pasca-pandemi adalah bahwa fleksibilitas, ketangkasan, dan keterbukaan penting bagi keberlanjutan dan produktivitas dalam bisnis," kata General Manager Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong dalam keterangannya, Senin, 10 April 2023.

Perusahaan melihat adanya keinginan kuat tenaga kerja di Asia Tenggara untuk tetap berada dalam pengaturan hybrid, yang bermuara pada kebutuhan akan koneksi dan pemberdayaan sebagai manusia. 

"Bagian dari mendengarkan apa yang diminta oleh kelompok tenaga kerja di wilayah ini adalah memberikan opsi dan dukungan dalam kerangka keamanan siber untuk kembali bekerja dengan aman di kantor dalam bentuk apa pun. Bagi perusahaan, Anda masih harus menggunakan teknologi untuk mendorong produktivitas di tengah semakin canggihnya ruang lingkup bisnis saat ini," tambah Yeo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya